Rabu, 07 November 2012

GERAKAN KARATE

MELATIH TENDANGAN KARATE



Dalam pengamatan penulis, melatih tendangan agar menjadi bagus agak lebih sulit dibandingkan dengan melatih pukulan dan tangkisan, beberapa hal yang membedakan adalah kaki memiliki ukuran yang lebih besar dibandingan tangan, sehingga untuk menggerakan memerlukan effort yang lebih besar, apalagi untuk anda yang mempunyai ukuran tubuh besar (gemuk). Faktor kedua adalah untuk melatih tendangan memerlukan latihan pelenturan kaki, khususnya untuk tendangan yang tinggi. Kelenturan ini akan mudah dilatih ketika mulai berlatih dari usia dini, tetapi untuk usia yang dewasa maka akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk melatih kelenturan. Faktor ketiga adalah untuk melakukan tendangan memerlukan latihan keseimbangan, karena ketika menendang maka otomatis kaki yang menumpu hanya tinggal satu. Tingkat kesulitan keseimbangan akan semakin bertambah ketika akan melakukan tendangan belakang atau memutar, dan khusus untuk tendangan yang melompat maka diperlukan faktor lain yaitu keringanan tubuh.

Ketika belajar tendangan hal pertama yang perlu diperhatikan adalah teknik menendang, konsep menendang bukan seperti ayunan tetapi terdapat hentakan atau dorongan. Letak dorongan tergantung dari jenis tendangannya, misalnya tendangan lurus (maegeri)maka dorongannya dimulai dari mengangkat paha dan dorongan dengan menggunakan lutut, kemudian kaki di luruskan dengan cepat dan keras, dan posisi telapak kaki agak keatas. Lalu tendangan memutar (mawashi ushiro gerie) adalah tendangan memutar yang efeknya sangat besar pada objek yang menjadi sasaran gerakan ini, badan di putar 60 derajat kebelakang, kepala menoleh ke arah lawan/objek kemudian kaki di putar dan di kenai pada sasaran. Langkah kedua setelah mengetaui tekniknya, maka perlu dilatih dengan perlahan-lahan, karena apabila dipaksakan dengan gerakan keras maka akan terjadi cidera pada otot ataupun pada sendi. Langkah ketiga adalah sering melakukan senam kaki, baik yang berupa penguatan maupun pelenturan. Latihan kekuatan menurut penulis sangat penting, karena apabila anda hanya berlatih menendang tanpa latihan penguatan maka ibarat seperti karet yang selalu ditarik maka lama-lama akan mekar dan cepat putus.

Jenis latihan kekuatan selain yang terdapat dalam senam kaki maka perbanyaklah lari, minimal adalah dengan lari ditempat dengan mengangkat paha, loncat-loncat atau berjalan dengan jarak yang jauh. Di dalam beladiri lain semisal Thifan Po Khan seorang pemula harus terbiasa berjalan sekitar 60 mil, 1 mil sekitar 800 meter, berarti 48 km dan pada tingkat berikutnya akan semakin jauh. Selain lari boleh juga menggunakan pemberat kaki, tetapi khusus untuk pemberat ini harus diperhatikan faktor kesehatan dan nutrisi karena bisa berdapak lumpuh layu. Teknik lainnya adalah dengan memperkuat perut dengan senam-senam perut, karena tendangan tidak akan baik apabila perut tidak kuat. Dalam beladiri Thai Boxing atau kick Boxing kecepatan tendangan dapat juga dilatih di dalam air. Dan sebagai sarana melihat hasil dari latihan tendangan maka dapat membuat bola-bola yang digantung sebagai target tendangan atau dapat juga menggunakan sandsack seperti yang digunakan dalam latihan pukulan.Dalam hal untuk latihan kelenturan maka selain memperbanyak senam kelenturan seperti split samping, split depan maka dapat juga menggunakan alat bantu berupa karet atau tali yang dipasang di ujung kaki dan ditarik perlahan-lahan. Atau meminta bantuan teman untuk mengangkat kaki tinggi-tinggi bak kedepan, kebelakang maupun kedepan. Pengalaman khusus penulis agar bisa split adalah dengan menggunakan kaos kaki dan berlatih di lantai yang licin, sehingga dengan cukup mudah kaki . Tetapi khusus untuk teknik ini musti hati-hatitertarik untuk split karena belum teruji untuk semua orang.

MELATIH PUKULAN KARATE

Pada tingkat awal, jurus pertama yang diperkenalkan dalam Karate adalah Tsuki (pukulan). Cukup banyak jenis pukulan yang diajarkan, mulai dari pukulan lurus (choku tsuki) , Pukulan pisau tangan (Shuto Uchi), pukulan melebar U (Yama tsuki), pukulan tinju ke atas (Tate Tsuki) dan lain-lain. Jenis pukulan akan semakin bertambah banyak pada tingkatan selanjutnya. Dalam tahap pengenalan pukulan, hal pertama yang diajarkan pembimbing adalah bagaimana memukul dengan benar, dimulai dari cara menggenggam, perputaran gerakan, posisi tangan ketika memukul dan juga cara penyaluran tenaganya. Setelah bentuk dari pukulan benar maka masuk ketingkat berikutnya yaitu meningkatkan kekuatan, kecepatan serta ketepatan dalam mempergunakan pukulan dalam berjurus (KATA) maupun bertanding (KOMITE).
Melatih pukulan sebenarnya bukan sesuatu yang sulit, karena struktur tangan yang pendek dan sendi yang sangat elastik sehingga tidak memerlukan senam khusus untuk membuat tangan menjadi lentur, hal ini sangat berbeda ketika melatih tendangan karena perlu senam khusus untuk mendapatkan kelenturan. Beberapa hal penting ketika melatih pukulan adalah menggenggamlah dengan benar, karena sering sekali hal ini kurang diperhatikan. Jika anda terbiasa mengendurkan genggangam, sehingga tenaga lebih banyak terletak di lengan maupun di tungkai tangan. Bahaya lain dari kebiasaan tidak mengggenggam dengan baik adalah ketika memukul dalam turgul akan mengalami cidera, misalnya jari keseleo atau tangan bengkak karena tidak kuat menahan benturan. Tahap kedua setelah dapat melakukan pukulan dengan benar adalah melatih kekuatan. Sebagai alat tambahan untuk menambah kekuatan pukulan bisa juga dipakai:
1.  Sandsack, berupa target yang diisi dengan bubuk kayu atau potongan karet.
2.  Beras/gabah, pasir atau bahkan pasir panas, alat ini digunakan untuk tingkat lanjutan dengan
tujuan  untuk memperkuat jari tangan, sehingga ketika menggunakan jurus yang memerlukan cakar, jari, tapak dan lain-lain akan tetap dahsyat hasilnya.
3.  Lilin yang juga bisa dijadikan target keberhasilan pukulan, pukullah lilin dari jarak sekitar 5 cm, apabila lilin padam maka pukulan kita sudah lumayan baik, dan untuk seterusnya tambahkan jarak pukulan dari lilin, dari 5cm, menjadi 7 cm, 10 cm dan seterusnya.
4. Kayu/papan (Makiwara), yaitu satu papan kayu berukuran 4 x 4 inci dengan panjang 8 kaki yang ditanam ke dalam tanah kira 3 s/d 4 kaki, dengan target menggunakan bantalan jerami, atau bantalan yg diisi busa padat dan dilapisi oleh kalaf atau kulit yang tebalnya sekitar 2 inci. Catatan: Seorang pemula dalam Karate sebaiknya berlatih memukul Makiwara, dari berbagai posisi (Seiken, uraken, hiji, shuto), minimal 100 kali perhari. Setelah tiga sampai enam bulan berlatih, sebaiknya ditingkatkan sampai rata-rata 300 kali perhari dengan berbagai posisi. Jika anda terus berlatih dengan cara ini setiap hari selama setahun, anda akan cukup kuat untuk memukul jatuh siapapun dengan mudah dengansatu pukulan. Latihan ini akan mengembangkan tenaga (power), kecepatan(speed) dan kekuatan (strength); bagaimanapun, ini hanyalah salah satu metode latihan dalam Karate. Cara ini telah lama dipakai oleh para Master-master Karate terdahulut erutama oleh Master Ginchin Funakoshi pendiri aliran karate shotokan, tetapi lain halnya dengan Master Masutatsu Oyama pendiri aliran Karate Kyokushinkai ia merasa latihan dengan menggunakan Makiwara adalah bukan suatu cara metoda latihan yang terbaik. Berikut adalah kutipan dari pernyataan Oyama dalam bukunya “ what is karate” terbitan tahun 1963:” Saya telah melakukan metode ini (memukul makiwara) untuk melatih kepalan tangan saya selama 20 tahun, memukul rata-rata300 kali perhari. Sebelumnya saya merasa sangat bangga dengan ukuran dan kekerasan dari ‚kapalan2’ yg terbentuk di kepalan saya, apalagi kapalan2 itudapat dipukul dengan palu tanpa saya merasa sakit. Ini adalah fakta bahwa, pukulan dari kepalan tangan saya sangatlah kuat sekali. Saya mengikuti metode2 tersebut karena „Master Karate“ terdahulu, berlatih dengan cara tersebut. Akhir2 ini, bagaimanapun, saya mulai percaya bahwa metode ini bukanlah yang terbaik, dan sebetulnya terbukti menghasilkan tenaga yang lebih sedikit dibandingkan metode2 lain. Saya percaya bahwa saya dapat menjadi seseorang yg jauh lebih kuat dari sekarang ini apabila saya mengadopsi metode2 yang lebih masuk akal dalam latihan. Sungguh, latihan memukul Makiwara berguna untuk memperkuat pergelangan dan kepalan; bagaimanapun, saya telah menemukan bahwa latihan dengan memukul sesuatu yang keras akan memperlambat pengembangan kecepatan. Saya tergerak untuk mengembangkan suatu metode latihan baru dimana bukannya Makiwara, melainkan sebuah spon tebal yang digunakan. Training dengan spon tidak hanya mengembangkan kekuatan pergelangan, tapi kecepatan akan meningkat pula. Metode yang sama dapat digunakan juga untuk latihan Tendangan. Cara lain untuk meningkatkan kecepatan adalah menusuk dan memukul dengan kepal tangan pada selembar kertas yang tergantung. Manfaat dari metode ini akan ditunjukkan lewat contoh berikut. Saya memilih dua orang murid, dan meminta salah satunya untuk berlatih dengan kertas yang digantung. Sementara murid lainnya berlatih dengan Makiwara dengan cara yang biasa. Setahun kemudian, saya membandingkan mereka. Murid yang berlatih dengan Makiwara, memang, nampak terlihat sebagai seorang Karateka sejati, dengan kapalan di kepalannya. Namun, dalam percobaan memecahkan genteng, batu dan papan, keduanya sama kuat. Keduanya berhasil memecahkan sepuluh buah genteng, batu dan papan dengan ketebalan yang sama. Dalam pandangan saya, murid yang berlatih dengan memukul kertas jauh lebih gesit dalam pergerakannya (body movement), dan tangannya lebih cepat, mengungguli murid yang satunya.
Diantara banyak orang yang berlatih karate, beberapa menganggap dirinya sebagai Karateka papan atas, hanya karena mereka mempunyai kepal tangan yang ada kapalannya, hasil latihan dengan Makiwara. Mereka bangga pada kekerasan kepalannya dan berusaha mengatur-atur yg lain dalam ber-Karate. Sedihnya, saya menemukan orang-orang tersebut, khususnya di Amerika.”
5.  Kertas yang digantung seperti yang dilakukan Master Masutatsu Oyama di atas.

Tahapan ketiga adalah melatih kecepatan, dalam tahap ini biasakan melatih pukulan dengan cara beruntun, dimulai dari dua kali beruntun , tiga kali dan semakin lama semakin banyak pukulan beruntun. Dalam tahap ini juga sudah mengkombinasikan sasaran pukulan maupun jenis pukulan, sasaran bawah tengah atas dan jenis pukulan lurus. Dengan cara melatih kecepatan dan variasi pukulan seperti ini maka lawan sulit untuk menghindar atau menangkis pukulan kita. Cara sederhana untuk melatih kecepatan pukulan adalah dengan cara push-up dengan genggaman di samping badan bukan di depan pundak, push up ini harus dilakukan dengan agak cepat layaknya melakukan pukulan pada posisi yang benar. Sebagai tambahan dan bisa juga dijadikan target keberhasilan pukulan, pukulah lilin dari jarak sekitar 5 cm, apabila lilin padam maka pukulan kita menjadi sudah lumayan baik, dan untuk seterusnya tambahkan jarak pukulan dari lilin, dari 5 cm, 7 cm, 10 cm dan seterusnya.

teknik pernafasan kata sanchin

Teknik Pernafasan Kata Sanchin

CARA BERNAFAS

Cara penafasan untuk Sanchin dan Tenshou berbeda dengan pernafasan dada yang biasanya kita lakukan. Kita bernafas dengan abdomen untuk kata. Pada pernafasan abdomen, diafragma naik dan turun dengan bebas dalam jumlah yang lebih banyak, sehingga kapasitas vital nafas akan meningkat secara langsung. Saat menghirup nafas, tekanan dalam abdomen bawah akan meningkat dan abdomen akan mengembang membentuk bentuk bundar; kemudian diafraghma akan naik dan otot-otot abdomen akan beristirahat. Secara cepat kita akan merasakan udara yang kita hirup diarahkan langsung ke titik Dan-tian pada abdomen bawah. Pada saat ini, energi internal kita akan disimpan untuk dikeluarkan lagi. Saat membuang nafas, tekanan dalam abdomen bawah akan mengangkat dan abdomen akan berkontraksi; kemudian diafragma akan turun ke bawah dan otot-otot abdomen akan memendek. Secara instan tampaknya “aliran udara” yang lain sedang diarahkan ke Dan-tian. Pada saat ini, energi yang tersimpan dapat dikeluarkan. Pemula dapat mengalami kesulitan untuk menguasai teknik pernafasan perut. Pada situsi ini akan lebih mudah bagi mereka untuk melatih pernafasan perut dengan berbaring santai di atas tempat tidur, merelaksasikan tubuh dan mencoba merasakan jalannya pernafasan perut sekali lagi.

Cara bernafas yang benar harus disesuaikan dengan langkah dan ritme gerakan tubuh. Seperti beberapa master pernah mengatakan, “Membuang nafas itu penting, menghirup nafas kurang penting”. Akibat dari ke-penting-an atau ke-kurangpenting-an adalah perasaan alami yang ada pada tubuh kita, dan mereka adalah keluaran dari pernafasan yang diatur oleh pikiran kita. Prinsip dasar aplikasinya adalah: menghirup nafas saat menyimpan energi, menarik tangan ke dalam, membuka lengan dan meninggikan tubuh; membuang nafas saat mengeluarkan energi, mendorong tangan ke depan, menutup lengan dan merendahkan tubuh. Hal inilah yang disebut oleh beberapa master bahwa “bernafas tergantung dengan pola-pola gerakan.”

Dalam praktek Sanchin dan Tenshou, kita harus menarik nafas dengan hidung kita dan membuang nafas dengan mulut; kita juga dapat membuang nafas melalui hidung, namun tidak boleh sekalipun menarik nafas dari mulut. Nafas harus dibuat lebih lama dan lebih dalam dari biasanya. Irama nafas harus lambat, mantap dan lancar untuk mencapai ketenangan dan kelembutan. Tetapi kita jangan sekali-kali menahan nafas kita secara tidak seharusnya dalam proses itu. Lebih lagi, dalam setiap siklus nafas, selalu keluarkan seluruh udara yang ada dalam paru-paru kita dan masukkan udara segar seluruhnya. Setelah berlatih dalam waktu yang lama, kapasitas vital paru-paru kita kan menjadi lebih panjang. Pada tahap ini, gerakan kata yang dipertunjukkan akan menjadi lebih lancar, lembut dan penuh dengan Jin.

KUDA-KUDA DAN GERAKAN

Sanchin Dachi dan kuda-kuda utama yang diterapkan dalam Sanchin dan Tenshou. Semakin kokoh kuda-kuda, semakin mudah bagi karateka untuk menciptakan Jin melalui Yi dan Qi. Saat berdiri dengan kuda-kuda Sanchin Dachi, tubuh lurus, lutut dibengkokkan, beban tubuh direndahkan dan dipusatkan, dan jari kaki mencengkram tanah seakan-akan mengakar di lantai. Tubuh bagian bawah harus menyediakan sokongan yang tepat dan kuat bagi tubuh bagian atas dengan mengkontraksikan otot-otot kaki yang selaras dengan gerakan tubuh bagian atas. Sebagai contoh, saat mempraktekkan Chudan Tsuki, kita harus membayangkan bahwa kita melancarkan pukulan keras ke arah lawan. Dengan skenario tersebut dalam pikiran, kuda-kuda akan bereaksi secara alami dengan mengkontraksikan otot-otot kaki dengan tujuan memberikan sokongan terhadap pukulan yang dilancarkan. Derajat kontraksi lebih tinggi pada kaki bagian belakang daripada kaki bagian depan karena sokongan yang disediakan oleh kaki bagian belakang lebih efektif pada keadaa ini. Jangan sekali-kali mengkontraksikan otot terlalu keras, karena akan menyebabkan kuda-kuda menjadi keras dan kaku. Ini adalah cara yang benar untuk menggunakan Yi dalam rangka menciptakan kontraksi otot yang benar dalam menggunakan teknik. Pemula dapat melatih kuda-kuda mereka dengan berdiri di hadapan dinding menggunakan kuda-kuda Sanchin Dachi, meletakkan tangan mereka pada dinding dan mendorong dinding dengan lembut. Dengan melakukan ini, mereka seharusnya bisa meraasakan sokongan yang muncul dari kaki mereka dan derajat kontraksi otot yang berbeda antara kaki bagian dengan dan kaki bagian belakang. Selama melakukan latihan ini, tubuh harus dibebankan di tengah, santai, dan tetap dalam garis vertikal dengan tanah; jangan pernah mencoba memiringkan tubuh ke depan untuk mengimbangi kekuatan dorongan.
Saat bergerak dengan Sanchin Dachi, gerakan harus cepat dan stabil, sementara kepala harus dipertahankan bergerak dalam bidang tingkatan (level plane). Dalam pergerakan ke depan, berat tubuh harus dipindahkan secara berangsur ke kaki bagian depan terlebih dahulu. Kemudian, kaki bagian belakang mengikuti dengan bergerak lembut ke depan sepanjang lajur oval sementara kaki ditahan sedekat mungkin dengan tanah. Akhirnya, tempatkan seluruh berat tubuh pada pusat (tengah-tengah) kaki. Perubahan penempatan berat tubuh pada gerakan kuda-kuda adalah sesuatu yang disebut oleh beberapa master sebagai “mendiskriminasikan yang penting dengan yang kurang penting”. Kelancaran dan keberlanjutan adalah dua elemen kunci dari gerakan kuda-kuda. Teori gerakan maju ke depan ini juga diterapkan pada gerakan mundur ke belakang dan berbalik.

SIKAP TUBUH DAN TEKNIK BAGIAN ATAS TUBUH

Dalam praktek Sanchin dan Tenshou, kita harus menjaga posisi kepala dalam keadaan lurus dan melemaskan bahu dan siku. Dengan bantuan konsentrasi Yi dan aliran Qi, kita seharusnya dapat menyelaraskan gerakan tubuh kita dengan pernafasan perut secara tepat. Kita harus mengontrol otot lengan dan tangan dan membiarkannya bergerak lembut dan lancar sepanjang alur yang tepat. Jangan pernah memaksakan diri yang tidak semestinya dengan menegangkan otot kita dalam rangka meningkatkan kekuatan tubuh secara berlebihan, karena akan berakibat tubuh menjadi bergetar di luar keinginan. Sebagai tambahan, seluruh gerakan harus dimulai dan diakhiri secara berangsur-angsur, kecepatan gerakan harus seragam dan garis pergerakan harus lancar.

Praktek gerakan tubuh dalam gerak lambat memberikan lebih banyak waktu bagi karateka untuk memperhatikan detail bahkan sekecil apapun; kemudian kuda-kuda akan menjadi lebih kokoh, gerakan akan menjadi lebih stabil dan kepekaan koordinasi akan meningkat. Dipasangkan dengam latihan Yi dan Qi, bahkan serabut otot terkecil pun akan menjadi lebih kuat; dengan begitu Jin akan tercipta secara berangsur-angsur. Setelah latihan secara teratur dalam waktu yang lama, kita dapat menggunakan penggunaan energi vital yang dikembangkan dari Sanchin dan Tenshou untuk menciptakan kekuatan yang lebih kuat dan lebih dalam baik dalam teknik karatedo gerak cepat maupun lambat.

KUNCI LATIHAN

Sanchin dan Tensho mudah untuk dipelajari tetapi sulit dikuasai, tetapi latihan kata ini dengan cara yang benar sangat membantu dalam membangun dasar menyerang dan bertahan dalam karatedo, dan manfaat yang besar dalam kesehatan jasmani penggunanya. Meskipun begitu setelah mempelajari gerakan dasar dan metode pernafasan dari Sanchin dan Tenshou kita harus mempraktekkan kata secara terus menerus dalam rangka mencapai tujuan utama ini. Adalah benar jika dikatakan bahwa: semakin sering kita berlatih, semakin banyak yang kita dapatkan.

Latihan karatedo selalu terdiri atas banyak kumite yang keras dan menegangkan serta latihan kata. Jika bentuk latihan ini diteruskan, ketidakseimbangan pikiran dan perkembangan tubuh tampaknya akan menjadi hasilnya. Contohnya, ketakutan akan berhubungan dengan stress mental berkepanjangan, dan latihan yang keras dapat menyebabkan tegang otot maupun bergetarnya otot yang tentu saja tidak diinginkan. Latihan Sanchin dan Tenshou dapat membantu karateka untuk menyembuhkan ketidakseimbangan ini. Jadi sangat penting untuk mempraktekkan kata setiap hari atau setidaknya dua hari sekali dengan tujuan mencapai kesimbangan perkembangan baik pikiran maupun tubuh dalam karate-do. Untuk setiap kata, karateka harus setidaknya melatihnya tiga sampai lima kali pada setiap jadwal latihan. Dua kali yang pertama untuk pemanasan, sedangkan yang selanjutnya akan membawa kepada latihan pikiran dan tubuh yang sebenarnya.

Dalam praktek Sanchin Tenshou, penting untuk menkonsentrasikan pikiran kita, menahan diri dari mengalihkan pemikiran, dan mempertahankan sikap mental non agresif, tenang dan rileks. Pemula harus mulai dari mempelajari kuda-kuda dasar, sikap tubuh, dan gerakan kata. Setelah menguasai semua dasar kata ini, mereka harus beralih ke teknik pernafasan dan menyadari arti setiap gerakan dengan benar. Pada tahap latihan ini, mereka harus merelaksasikan tubuh mereka harus menghindari penegangan otot berlebihan. Pada proses belajar, cara berlatih harus dievaluasi dari waktu ke waktu dan setiap kesalahn yang dibuat harus diperbaiki dengan tepat. Melalui proses latihan yang berangsur-angsur, para murid secara berangsur akan membentuk pola-pola tentang bagaimana melakukan gerakan yang benar. Setelah berlatih secara konstan dengan Yi dan Qi, Jin akan berkembang dalam gerakan-gerakan kata.

Seperti beberapa master berkata, “Kekuatan tubuh muncul dari kulit, otot, urat daging dan tulang, sementara Qi mengalir melalui jaringan pembuluh yang menghubungkan organ-organ dalam.” Mempraktekkan Sanchin dan Tenshou membantu karateka untuk memicu aliran aktif Qi; kemudian memacu metabolisme dan melengkapi lagi keadaan tubuh mereka. Namun, karena jaringan pembuluh dalam tubuh pemula masih belum dewasa, saat pertama kali mereka mencoba belajar pernafasan perut dari Sanchin dan Tenshou, tanda-tanda ketidaknyamanan dalam kepala mereka atau bahkan mungkin dapat mengalami tanda-tanda kehilangan tenaga (pingsan). Pada keadaan ini, santailah dan ambil beberapa nafas dengan cara biasa; keadaan alamiah akan dikembalikan lagi.

Kemudian, untuk awalnya pemula dapat menggunakan cara pernafasan biasa dalam latihan Sanchin dan Tenshou. Ketika mereka telah terbiasa dengan gerakan-gerakan dan latihan kata dalam pikiran mereka, kemudian mereka harus dapat mengadopsi pernafasan perut secara berangsur-angsur. Setelah latihan kata secara konstan, jaringan pembuluh dalam tubuh mereka akan menjadi dewasa dan kemudian mereka akan menemukan rasa lebih nyaman berlatih dengan pernafasan perut. Pada tahap latihan ini, karateka akan menemukan bahwa berlatih Sanchin dan Tenshou memberi kepuasan dan menyegarkan.

PEMELIHARAAN KESEHATAN DAN PEMURNIAN SEMANGAT

Dan-tian adalah daerah kecil pada tubuh manusia yang terletak hanya sedikit di bawah pusar. Dan-tian memunculkan dan menyimpan energi vital yang dianggap sebagai akar kehidupan manusia. Beberapa master dari China zaman dulu menggambarkan Dan-tian sebagai penyimpan makanan. (Some old Chinese masters described Dan-tian as the pool for nourishment and nestling). Aksi terkoordinasi antara pikiran, nafas dan gerakan dalam praktek Sanchin dan Tenshou akan mengaktifkan Dan-tian, kemudian merevitalisasi kekuatan tubuh dan kekuatan spiritual, dan memperkuat kemampuan tubuh dalam menyembuhkan penyakit dan mempertahankan kesehatan. Nafas yang perlahan dan lembut akan memperkuat sistem pernafasan, meningkatkan fungsi paru-paru dan memacu metabolisme. Lebih lagi, mempraktekkan Sanchin dan Tenshou akan mengaktifkan fungsi modulasi sistem syaraf pusat kita, kemudiaan meningkatkan kemampuan koordinasi kita secara keseluruhan bagi kesehatan mental dan fisik. Terlepas dari manfaat-manfaat ini, gerak naik-turun dari diafragma menhasilkan efek seperti pijatan lembut pada organ dalam abdomen. Karenanya, hal itu akan meningkatkan sirkulasi darah, memacu efisiensi sistem pencernaan dan memaksimalkan fungsi organ. Kesemuanya ini adalah manfaat terhadap kesehatan yang akan didapatkan dengan mempraktekkan Sanchin dan Tenshou.

Terlepas dari manfaat-manfaat ini, praktek Sanchin dan Tenshou juga memurnikan keadaan spiritual tubuh. Ini karena melalui latihan yang terus-menerus dalam gerakan lambat dengan konsentrasi pikiran, karateka akan mampu memunculkan relaksasi dan ketenangan. Ini kemudian membantu karateka untuk menentramkan pikiran mereka, meningkatkan sikap mental mereka, memperkuat status spiritual mereka, meninggikan rasa motivasi terhadap diri sendiri (self-motivation) dan mengembangkan kemampuan mengontrol diri sendiri (ability of self-control).

KESAMAAN DENGAN QI-GONG DARI CHINA

Qi-gong dari China telah berkembang selama ribuan tahun. Qi-Gong dianggap sebagai harta berharga dari cara-cara menjaga kesehatan dalam kedokteran China. Prinsip Qi-gong sangat luas dan dalam. Meskipun ada banyak bentuk dan gaya Qi-gong, esensi umumnya terletak pada koordinasi pikiran, nafas, dan gerakan secara tepat melalui latihan-latihan spesifik. Kenyataannya, Sanchin dan Tenshou adalah kata yang diturunkan dari Qi-gong kuno dari China (baca artikel berikutnya), meskipun begitu masih ada beberapa kesamaan diantara keduanya.

Tujuan latihan Qi-gong dan Sanchin dan Tenshou adalah sama; keduanya menempatkan proporsi yang besar dalam perbaikan mekanisme tubuh dan penenangan keadaan spiritual. Saat berlatih, pemakainya akan memakai pikiran mereka untuk menggerakkan tubuhnya, dan pada saat yang sama mengembangkan ketenangan dan kewaspadaan. Terlebih lagi, kuda-kuda mereka akan menjadi kokoh dan stabil, dan kaki-kaki mereka jelas membagi diri menjadi posisi penting dan kurang penting (substantial and insubstantial). Sebagai tambahannya, pernafasan mereka menjadi pelan dan lembut, dan berjalan berdasarkan dengan pola gerakan tubuh sederhana dalam gerak lambat. Bagian tubuh atas mereka akan menjadi alamiah dan fleksibel, dan lebih banyak bergerak dengan Yi daripada bergerak dengan kekuatan tubuh mereka; kemudian membantu mereka untuk menciptakan aliran Qi yang lancar yang kemudian diarahkan langsung ke titik Dan-tian di tubuh mereka, dan mencapai level “Yi yang menciptakan Qi yang sebaliknya akan menguatkan gerakan tubuh”. Inilah inti dari pelatihan Qi-gong seperti juga Sanchin dan Tenshou. Karena Sanchin dan Tenshou diturunkan dari teori yang sama dengan Qi-gong, maka kita percaya bahwa jika kita mengikuti petunjuk-petunjuk yang telah disebutkan sebelumnya untuk mempraktekkan kedua kata tersebut, pada akhirnya tubuh kita kan menjadi lebih kuat, sikap mental kita akan meningkat dan kesehatan tubuh kita akan terjaga.