Rabu, 21 Mei 2014

Kezaliaman Pemerintahan Indonesia

Saatnya umat islam di indonesia bangkit,Mari mendirikan khilafah diindonesia sebab lokasi indonesia yang dapat menjadi sumber SDA umat islam didunia

Apakah kalian mau memilih calon presiden,sedangkan mereka menjalankan pemerintahan demokrasi bukan pemerintahan Khilafah

Apakah kalian yakin biarpun memilih peresiden yang islam pun tapi tidak menetapkan syariat islam kalian akan aman hidup

Contohnya saja Presiden sekarang SBY,Biarpun dia islam tetapi dia membuat perjanjian damai dengan amerika dan membiarkan SDA indonesia dikuras mereka sebagai sumber kekuaan mereka untuk melawan islam

Jangan biarkan Indonesia dikuasai pemerintahan yang zalim

Apakah kalian mau hidup seperti suriah

Lebih baik kita bangkit sekarang dari pada dihancurkan lalu bangkit

Jadikan suriah sebagai pelajaran bagi umat islam karena tidak bersatu,diserang lalu memintah perlindungan umat islam

Jika kita umat islam memiliki khilafah itu semua dapat dicegah


Sabtu, 10 Mei 2014

Perang armagedon/al malhama kubro (perang akhir jaman)part 2

lamatkan oleh al-Masih serta tidak akan menghadapi kesusahan apa pun yang terjadi di bumi.” (Kitab Ramalan dan Politik).

Perkataan-perkataan di atas merupakan suatu keanehan dari ahli kitab yang menunjukkan betapa besar kepercayaan mereka akan peperangan Armageddon dan dekatnya kedatangan perang tersebut.

Posisi Kaum Muslim dan Perang Armageddon
Memang aneh, pada saat kita mengetahui perkataan-perkataan ahlikitab, maka telah banyak dan datang secara bertubi-tubi peristiwa yang menguatkan perihal akan terjadinya perang Armageddon. Dan bahwa ia adalah realita yang tak dapat dipungkiri lagi. Sebab, kita menemukan banyak orang dari kaum Muslimin yang tidak mengerti apa itu Armageddon? Dan apa-apa yang dimaksud dengan kata yang berbahaya ini (dalam hal Armageddon sebagai istilah kamus ahli kitab)?

Kita tidaklah memaksudkan kalimat Armageddon sebagai suatu kata atau istilah saja, akan tetapi sebagai suatu pengertian dan isyarat. Karena, ia adalah sebuah kata yang mempunyai arti cukup banyak.

Sebagian pemikir-pemikir Islam telah mulai memperhatikan masalah pertempuran ini dan penekanannya bahwa:
First, pertempuran yang menentukan sudah dekat kedatangannya dan ia pada saat ini sedang dipersiapkan.2.Perang tersebut adalah perang strategis, nuklir, dan bersifat internasional.3.Orang Yahudi akan mengalami kekalahan dalam pertempuran tersebut.

Bahwa perang Armageddon adalah perang persekutuan (internasional), dimana kaum Muslimin dan Kaum Rum (Eropa dan Amerika) tidak diragukan lagi akan menyatu menjadi satu blok. Kemudian mereka akan melawan suatu musuh yang berserikat, yang mana mereka itu belum kita ketahui. Hal ini sesuai dengan sabda Rosululloh SAW, “Suatu musuh di belakang mereka….” Walaupun realita modern menunjukkan, bahwa blok musuh kita tersebut adalah blok Timur Komunis dan sekitarnya, kemenangan akan berada di tangan kita.

Adapun tentang orang-orang Yahudi, maka rujukan kita tidak ada hal-hal yang menunjukkan peranan mereka dalam perang dunia ini. Akan tetapi tidak diragukan lagi, bahwa mereka ikut terjun dalam pertempuran ini. Dan bahkan merekalah yang mengobarkan api peperangan ini. Hingga dua pertiga jumlah Yahudi akan musnah dalam pertempuran dimaksud.

Adapun sepertiga jumlah mereka yang lain, maka mereka tersebut akan ditumpas oleh kaum Muslimin pada zaman Imam Mahdi, tepatnya setelah turunnya Isa al-Masih putra Maryam.
(Melihat perkembangan terakhir ini, Juli 2004, bahwa resolusi PBB menganggap tembok pemisah yang dibangun Yahudi tidak sah dan harus dihancurkan. Resolusi yang diajukan Palestina ini didukung oleh Uni Eropa (Rum) dan juga oleh sekitar 140 negara lain, sementara resolusi ini ditentang oleh hanya lima negara termasuk Yahudi dan Amerika. Akankah perang Armageddon melibatkan dua kubu ini? Wallohu a'lam).

Rasulullah, bersabda, maksud Hadist: “Kalian akan mengadakan perdamaian dengan bangsa Rum dalam keadaan aman. Lalu kalian akan berperang bersama mereka melawan suatu musuh dari belakang mereka. Maka kalian akan selamat dan mendapatkan harta rampasan perang. Kemudian kalian akan sampai ke sebuah padang rumput yang luas dan berbukit-bukit. Maka berdirilah seorang laki-laki dari kaum Rum lalu ia mengangkat tanda salib dan berkata, ‘Salib telah menang’. Maka datanglah kepadanya seorang lelaki dari kaum muslimin, lalu ia membunuh laki-laki Rum tersebut. Lalu kaum Rum berkhianat dan terjadilah peperangan, dimana mereka akan bersatu menghadapi kalian di bawah 80 bendera, dan di bawah tiap-tiap bendera terdapat dua belas ribu tentara.” (Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).

Nash (teks) hadits di atas dengan jelas menerangkan bahwa di sana ada dua peperangan yang akan terjadi, yaitu:
1.Perang Dunia Armageddon, dimana peperangan ini telah diketahui akan terjadi oleh semua pihak.
2.Perang yang dalam hadits disebutkan sebagai Peperangan Terbesar (Al-Malhamah Al-Kubra).

Perang ini tidak diketahui kecuali oleh sebagian orang. Sementara pihak-pihak yang berperang dalam pertempuran ini adalah pihak kaum Muslimin menghadapi pihak Rum, setelah terjadinya perang Armageddon, dimana pihak Rum telah berkhianat terhadap kaum Muslimin dalam perang tersebut.

Peperangan Armageddon adalah peristiwa pertama sebagai permulaan dari serentetan huru-hara di akhir zaman, pertempuran ini adalah adalah perang penghancuran dan nuklir yang akan memusnahkan sebagian besar senjata-senjata strategis. Setelah itu, alat-alat dan senjata yang dipakai dalam peperangan selanjutnya adalah pedang, panah, dan kuda.

Hal tersebut tidaklah aneh untuk terjadi, karena sudah menjadi Sunatullah sejak dari kebudayaan-kebudayaan zaman dulu akan adanya kehancuran setelah kejayaan, dan kejatuhan setelah ketinggian. Sedangkan kebudayaan abad ke-20 telah mencapai puncak kreasi dan inovasi dunia, bahkan orang-orang mulai sibuk bicara tentang perang bintang.

Maha Suci Allah, tiada yang akan terjadi setelah puncak ketinggian kecuali kejatuhan dan kehancuran. Armageddon akan berkecamuk di Bumi Palestina dimana di sana akan bertemu kumpulan-kumpulan pasukan raksasa.

Apa dan siapa Dajjal itu?
Asal-Usul Keluarganya:
Dajjal adalah seorang manusia dari keturunan Yahudi. Dia bukan Jin atau makhluk lain selain ia sebagai manusia yang ditangguhkan ajalnya "Minal Munzharin" seperti halnya Nabi Isa yang diangkat Allah ke atas langit dan ditangguhkan kematiannya sehingga beliau nantinya turun semula ke atas muka bumi ini lalu beliau akan mati dan di kuburkan di Madinah Al-Munawwarah. Sama juga halnya dengan Iblis yang di tangguhkan kematiannya sehingga kiamat nanti.

Dajjal ayahnya seorang yang tinggi dan gemuk. Hidungnya seperti paruh burung. Sedangkan ibunya pula seorang perempuan gemuk dan banyak dagingnya. Menurut Imam Al Barzanji ada pendapat mengatakan bahawa asal keturunan bapaknya ialah seorang dukun Yahudi yang dikenali dengan "syaqq" manakala ibunya adalah dari bangsa jin.

Ia hidup di zaman Nabi Sulaiman dan mempunyai hubungan dengan makhluk halus. Lalu oleh Nabi Sulaiman ia akhirnya ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Walau bagaimanapun kelahiran dan kehidupan masa kecil tidak diketahui dengan jelas.

Sifat Badan Dajjal
Hadist Huzaifah, katanya: Rasulullah, telah bersabda, maksud Hadist: “Dajjal ialah orang yang buta matanya sebelah kiri, lebat (panjang) rambutnya serta dia mempunyai surga dan neraka. Nerakanya itu merupakan surga dan surganya pula ialah neraka” (Sahih Muslim).Ada beberapa ciri perawakan Dajjal yang disebutkan dalam Hadist Rasulullah, diantaranya:”…Seorang yang kelihatannya masih muda, berbadan besar dan agak kemerah-merahan, rambutnya kerinting dan tebal. Kelihatan dari belakang seolah-olah dahan kayu yang rimbun”.

Dan tandanya yg paling ketara sekali hanya ada dua,
Pertama, buta mata kirinya dan kelihatan seperti buah kismis yg kecut, manakala mata kanannya tertonjol keluar kehijau-hijauan berkelip-kelip laksana bintang. Jadi kedua-dua matanya adalah cacat.

Kedua, tertulis di dahinya tulisan "Kafir (Kaf-Fa-Ra)". Tulisan ini dapat dibaca oleh setiap orang Islam, sama ada ia pandai membaca atau tidak. Mengikut hadist riwayat Atthabrani, kedua-dua tanda ini menjelma dalam diri Dajjal setelah ia mengaku sebagai Tuhan. Adapun sebelum itu, kedua-dua tanda yang terakhir ini belum ada pada dirinya.

Tempat Tinggalnya Sekarang
Menurut riwayat sahih yang disebutkan dalam kitab Sahih Muslim, “bahwa Dajjal itu sudah wujud sejak beberapa lama. Ia dirantai di sebuah pulau dan ditunggu oleh seekor binatang yg bernama "Al-Jassasah"”. Terdapat hadist mengenainya; tetapi terlalu panjang untuk ditulis. Dari hadist ini jelaslah bagi kita bahwa Dajjal itu telah ada dan ia menunggu masa yang diizinkan oleh Allah untuk keluar menjelajah permukaan bumi ini dan tempat "transitnya" itu ialah disebelah Timur bukan di Barat.

Dajjal akan hidup setelah ia memulakan cabarannya kepada umat ini, selama empat puluh hari saja. Namun begitu, hari pertamanya adalah sama dengan setahun dan hari kedua sama dengan sebulan dan ketiga sama dengan satu minggu dan hari-hari selanjutnya sama seperti hari-hari biasa. Jadi keseluruhan masa Dajjal membuat fitnah dan kerusakan itu ialah 14 bulan dan 14 hari.

Dalam Hadis riwayat Muslim disebutkan: Kami bertanya, maksud Hadist: "Wahai Rasulullah! Berapa lamakah ia akan tinggal di muka bumi ini? Nabi menjawab: Ia akan tinggal selama empat puluh hari. Hari yang pertama seperti setahun dan hari berikutnya seperti sebulan dan hari ketiga seperti seminggu. Kemudian hari yang masih tinggal lagi (37hari) adalah sama seperti hari kamu yg biasa. Lalu kami bertanya lagi: Wahai Rasulullah! Di hari yang panjang seperti setahun itu, apakah cukup bagi kami hanya sholat sehari saja (5 waktu saja). Nabi menjawab: tidak cukup. Kamu mesti mengira hari itu dengan menentukan kadar yang penyesuaian bagi setiap sholat.."

Maksud hadist tersebut, yaitu supaya kita mengira jam yang berlalu pada hari itu. Bukan mengikut perjalanan matahari seperti biasanya kitalakukan. Misalnya sudah berlalu tujuh jam selepas sholat Subuh pada hari itu maka masuklah waktu sholat Dzuhur, maka hendaklah kita shalat Dzuhur, dan apabila ia telah berlalu selepas shalat Dzuhur itu tiga jam setengah misalnya, maka masuklah waktu Asar, maka wajib kita sholat Asar Begitulah seterusnya waktu Sholat Maghrib, Isya dan Subuh seterusnya hingga habis hari yg panjang itu sama panjangnya dgn masa satu tahun dan bilangan sholat pun pada sehari itu sebanyak bilangan sholat setahun yang kita lakukan. Begitu juga pada hari kedua dan ketiga.

Fitnah Dajjal
Dajjal telah diberi peluang oleh Allah untuk menguji umat ini. Oleh karena itu, Allah memberikan kepadanya beberapa kemampuan yang luar biasa. Di antara kemampuan Dajjal ialah:

1.Segala kesenangan hidup akan ada bersama dengannya
Benda-benda beku akan mematuhinya. Sebelum kedatangan Dajjal, dunia Islam akan diuji dahulu oleh Allah dengan kemarau panjang selama 3 tahun berturut-turut. Pada tahun pertama hujan akan kurang sepertiga dari biasa dan pada tahun kedua akan kurang 2/3 dari biasa dan tahun ketiga hujan tidak akan turun langsung. Umat akan dilanda paceklik.

Di saat itu Dajjal akan muncul membawa ujian. Maka daerah mana yang percaya Dajjal itu Tuhan, ia akan berkata pada awan: Hujanlah kamu di daerah ini! Lalu hujan pun turunlah dan bumi menjadi subur. Begitu juga ekonomi, perdagangan akan menjadi makmur dan stabil pada orang yang bersekutu dengan Dajjal. Manakala penduduk yg tidak mau bersukutu dengan Dajjal.. mereka akan tetap berada dalam kebuluran dan kesusahan.

Dan ada diriwayatkan penyokong Dajjal akan memiliki segunung roti (makanan) sedangkan orang yang tidak percaya dengannya berada dalam kelaparan dan kebuluran.
Dalam hal ini, para sahabat Rasullullah bertanya: "Jadi apa yg dimakan oleh orang Islam yang beriman pada hari itu wahai Rosululloh?" Nabi menjawab: "Mereka akan merasa kenyang dengan bertahlil, bertakbir, bertasbih dan bertaubat. Jadi zikir-zikir itu yang akan menggantikan makanan" (Ibnu Majah).

2. Ada bersamanya Surga dan Neraka
Di antara ujian Dajjal ialah kelihatan bersama dengannya seumpama surga dan neraka dan juga sungai air dan sungai api. Dajjal akan menggunakan kedua-duanya ini untuk menguji iman orang Islam kerana hakikat yg benar adalah sebalik dari apa yg kelihatan. Apa yang dikatakan Surga itu sebenarnya Neraka dan apa yg dikatakannya Neraka itu adalah Surga.

3. Kemampuan perjalanan dan Negeri-Negeri yang tidak dapat dimasukinya
Kemampuan yang dimaksudkan ini tidak ada pada kendaraan orang dahulu. Kalau hari ini maka bolehlah kita mengatakan kemampuan itu seperti kemampuan jet-jet tempur yang digunakan oleh tentara udara.

Atau lebih pantas lagi dari pada kenderaan tersebut sehinggakan beribu-ribu kilometer dapat ditempuh dalam satu jam, Kami (sahabat) bertanya: “Wahai Rasulullah! Bagaimana kemampuan perjalanannya diatas muka bumi ini?” Nabi menjawab: "Kemampuan perjalanannya adalah seperti kemapuan "Al Ghaist" (hujan atau awan) yang dipukul oleh angin yang kencang" (Muslim). Namun dengan begitu hebatnya, Dajjal tetap tidak dapat memasuki dua kota suci umat Islam yaitu, Makkah Al Mukarromah dan Madinah Al Munawwaroh.

4. Bantuan Syaitan-Syaitan untuk memperkukuhkan kedudukannya
Syaitan juga akan berkoalisi membantu rajanya (Dajjal). Bagi syaitan, inilah masa dan kesempatan yang terbaik untuk menyesatkan lebih banyak lagi anak cucu Adam.


Sumber: Kabar Indonesia
Penulis: Salim Syarief

Perang armagedon/al malhama kubro (perang akhir jaman)part 1

Gejolak yang terjadi di Suriah sudah seharusnya menuntut umat Islam membaca situasi dengan pendekatan Islam. Hal itu bisa dilakukan dengan mengkaji hadits-hadits akhir zaman agar kita tidak tersesat. Pernyataan ini disampaikan pimpinan Arrahman Qur’an Learning Centre (AQL), Bachtiar Natsir kepada hidayatullah.com, Rabu, (04/07/2012) di Jakarta.

“Bahwa perang akhir zaman sudah dimulai. Ini awal dari Al Malhamah Kubro. Jadi, jika kita membaca hadits-hadits ini adalah sebuah keniscayaan di luar dugaan masyarakat Suriah maupun pemimpinnya sebagai pekaku,” tuturnya.

Sesuai hadits-hadits akhir zaman, maka peristiwa Al Malhamah Kubro akan terjadi di wilayah Syam, yang kini masuk teritori Suriah, Palestina, Lebanon, dan Yordania. Suriah kemudian menjadi karena di situlah tempat Isa Al Masih akan turun memerangi Dajjal.

“Persisnya di Mesjid Ummayah di Damaskus. Tanah di sekeliling mesjid itu kini sudah dibeli Yahudi,” sambungnya yang juga Ketua Spirit of Al Aqsha (SOA).

Karena itu, pesan Bachtiar, sudah saatnya umat Islam melakukan orientasi medan akhir zaman.

“Kita harus tahu di mana Imam Mahdi dan Nabi Isa turun. Bagaimana juga keyakinan Nasrani dan Yahudi tentang akhir zaman. Agar simbol dan kenyataan di lapangan dapat kita korelasikan secara cerdas,” tandasnya yang sempat menceritakan pengalamannya menjelajahi Suriah.

Info-info seperti ini juga harus ditularkan kepada anak dan cucu. “Mungkin anak dan cucu kita nanti yang akan hidup puncak akhir zaman. Jadi mereka harus diberitahu sebelum terjadi Al Malhamah Kubro karena puncak peperangan akan terjadi disitu,” pesannya.

Runtutan peristiwa akhir zaman sendiri terjadi dimulai dari hancurnya Irak akibat pertarungan dari dua saudara kandung memperebutkan emas di sungai Eufrat.

“Dari situ pertarungan berlanjut sampai nanti megkerucut antara penyembah Allah dengan penyembah setan,” imbuhnya.

Senada dengan Islam, kelompok gereja pun menyebut akhir zaman dengan Armageddon (huru-hara akhir zaman). Bahkan kini di sebagian kalangan fundamentalis Kristen dan Yahudi sudah ada yang mengambil langkah berdasarkan kitab Suci.

“Mereka sudah membeli kuda-kuda terbaik, karena pertarungan akhir zaman kembali dilakukan dengan pedang,” paparnya yang pernah mengunjungi Hebron.


Sumber: Hidayatullah.com

Jumat, 09 Mei 2014

Kaya Karena Menikah

Tukang Bubur: Setelah Menikah, Kami Tidak Pernah Kelaparan
Sudah banyak kisah tentang orang yang bertambah kaya setelah menikah. Hal ini terjadi karena janji Allah tak pernah meleset. Banyak diantara mereka yang modal nikah karena niat tulus saja. Kemudian semangatnya untuk menggapai kehidupan yang lebih baik mengemuka. Hingga semua usaha halal dilakukan dan menemukan momentumnya.
Tanyakan saja kepada kedua orang tua kita. Sebelum menikah, aset dan kekayaan apa saja yang mereka miliki? Lalu amati, seiring berjalannya waktu, Allah semakin menambahkan karunianya, tanpa batas.
Malam itu, saya membeli bubur ayam di kawasan dekat rumah. Sudah menjadi kebiasaan, untuk menjalin silaturahim dan kedekatan dengan penjual, saya sering bertanya beberapa tentang nilai-nilai kehidupan guna dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Bukan bermaksud mengetahui privasi seseorang, namun ini adalah upaya untuk berbagi hikmah kehidupan yang dikatakan oleh Rasul. Bahwa hikmah adalah milik orang beriman. Dimanapun didapatinya, maka ambil dan manfaatkanlah.
Tukang Bubur Ayam itu, usianya sekitar 25 tahun. Sudah menikah dan baru memiliki satu anak. tentang pernikahannya, dia bertutur, “Saya menikah umur 19 tahun, Mas. Istri saya ketika itu berumur sekitar 16-an tahun.” Ternyata Tukang Bubur ini pelaku nikah muda juga.
Hingga berlanjutlah tuturnya, “Saya melamar calon istri hanya modal niat dan berani. Takut dosa zina.” Alhamdulillah, di tengah hegemoni pacaran dan zina, banyak juga orang yang berkeinginan kuat untuk menjaga dirinya dari dosa.
“Alhamdulillah, calon mertua tidak banyak syarat dan akhirnya kami melangsungkan pernikahan yang sederhana.” Allah memang tak pernah ingkar janji, siapa sungguh-sungguh pastilah akan diberi jalan.
Lanjut lelaki asal Cirebon ini, “Selepas menikah, saya mengajak istri merantau. Ke banyak tempat. Saya memang menyukai berdagang, Mas. Karena bebas.” Alasan yang tepat, pikir saya kala itu. “Jadi mau mulai jam berapa saja, pulang semalam apa saja, semua terserah. Gak disuruh-suruh, dimarah-marahi dan diatur-atur orang lain.” Tepat, ternyata logika kemerdekaannya bagus.
“Alhamdulillah, gerobak bubur ini milik sendiri. Bubur juga modal sendiri. Saya dan istri yang mempersiapkannya setiap hari.” Lanjut pemuda ini semakin bersemangat.
Tentang pernikahannya, dia melanjutkan, “Alhamdulillah, Mas. Setelah menikah, kami tidak pernah kelaparan.” Allahu Akbar. Padahal, Tukang Bubur ini tidak tamat sekolah formal. Tapi logika dan percayanya kepada Allah boleh dibilang baik.
Dia mengaku tidak pernah kelaparan selepas menikah. Sementara, di luar sana, banyak sekali yang ragu untuk melangkah menikah hanya karena belum memiliki pekerjaan yang tetap. Kemudian cerita itu didramatisir dengan sebuah anggapan konyol bahwa menikah harus kaya dulu, sukses dulu, punya rumah dulu, punya mobil dulu, punya tabungan sekian puluh juta dulu, dan sebagainya.
Alhasil, menikah yang dimudahkan oleh Allah dan Rasul-Nya justru dibuat susah. Sebaliknya, zina yang berdosa, banyak keburukan di dalamnya, justru dimudahkan, dipromosikan, disuburkan dan diambil darinya keuntungan-keuntungan rupiah sebanyak mungkin.
Begitulah. Kisah tentang bertambahnya kekayaan seseorang selepas menikah, banyak kita dapati. Hanya agar bertambah banyak yang semakin bersemangat dalam menjalankan sunnah Rasul ini dan mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh. Tentu, niat menikah bukan karena menginginkan kekayaan. Tapi melakukan perintah Allah dan sunnah Rasul-Nya. Jika kita melakuk
an sesuatu karena Allah, maka yakinlah bahwa Dia akan memberikan yang terbaik untuk kita.

Sumber:Kitamuslimin

Ciri Wanita penghuni surga dan neraka

4 Wanita ahli surga :
1. Wanita yang menjaga diri dari berbuat haram, berbakti pada Allah swt, Rasul dan suaminya.
2. Wanita yang menerima dengan senang hati keadaan serba kekurangan dengan suaminya dan banyak keturunannya serta penyabar.
3. Wanita yang bersifat pemalu dan bila suaminya pergi ia menjaga diri dan harta suaminya dan jika suaminya datang ia mengekang mulutnya dari perbuatan yang tidak layak.
4. Wanita yang ditinggal mati suaminya dan mempunyai anak masih kecil lalu menahan dirinya untuk kawin lagi karena ingin mengurus anak-anak dan mendidik serta memperlakukanny a dengan baik, dan bersedia kawin lagi karena khawatir anaknya akan sia-sia/terlantar.

4 Wanita ahli neraka (kecuali telah bertobat) :

1. Wanita yang mulutnya jelek pada suaminya dan jika suaminya pergi ia tidak menjaga dirinya dan jika suaminya datang ia memaki/ memarahinya.
2. Wanita yang memaksa suaminya membeli apa yang suaminya tidak mampu.
3. Wanita yang tidak menutupi dirinya dari laki-laki lain dan keluar rumah dengan menampakkan perhiasan dan kecantikannya untuk menarik perhatian laki-laki lain.
4. Wanita yang tidak mempunyai tujuan hidup kecuali makan, minum dan tidur serta tidak berbakti pada Allah swt dan suaminya.

Kamis, 08 Mei 2014

Syarat Kedatangan Kemenangan dan Pertolongan dari Allah swt

1. Kekuatan iman kepada Allah. Allah berfirman :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar.”
Iman telah menciptakan banyak keajaiban. Para Shahabat Rasulullah saw memenuhi hati mereka dengan iman dan merasakan betul lezatnya keimanan itu. Dengan kekuatan iman kepada Allah Rabbul `Alamin jalan ladang da`wah yang terjal terasa menjadi mulus dan yang sulit terasa mudah. Karena iman dan pengenalannya yang benar tehadap Penciptanya maka seorang Mu`min tidak mengenal putus asa. Dengan iman ia tidak pernah dilemahkan oleh gelombang fitnah dunia, harta dan jabatan. Dengan iman ia tegar laksana batu karang. Itulah yang sudah ditunjukkan oleh para Shahabat yang mulia Bilal bin Rabah, Khabbab bin Arts, keluarga Yasir, Khubaib bin Adi dan banyak lagi Shahabat yang lain Ridhwanullahi `alaihim.
Karena keimanan itulah Allah menurunkan banyak pertolongan dan kemenangan kepada mereka atas musuh-musuh mereka sebagaimana Allah berjanji dalam kitab-Nya yang mulia :
“Sesungguhnya Kami pasti menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).”
Karena itu sudah sepatutnya kita mengharap petunjuk Allah, beriman kepadaNya dengan keimanan yang benar sehingga kita bisa merasakan kenikmatannya yang akan mengangkat kita ke maqam yang tinggi dan mulia..
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, Padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”
Benarlah Rasulullah saw saat Beliau bersabda : “Ada 3 hal yang apabila dimiliki oleh seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman; jika Allah dan RasulNya lebih dicintai dari pada yang lain, jika ia mencintai seseorang semata-mata karena Allah dan ia membenci kekufuran sebagaimana ia benci jika dilemparkan kedalam api”

2. Adanya keteladanan yang baik [qudwah hasanah] dari seorang pemimpin
Allah Ta`ala telah menjadikan Rasul-Nya Muhammad Shallallahu `alaihi wa sallam sebagai pemimpin umat manusia, memerintahkan Beliau untuk menjadi teladan bagi mereka dalam semua segi kehidupan. Sebab itu, Allah juga memerintahkan kaum Muslimin untuk meneladani Beliau.
Kemenangan dan kejayaan yang diperoleh kaum Muslimin sepanjang sejarahnya sangat ditentukan oleh keteladanan yang diperlihatkan oleh para pemimpin mereka, baik keteladanan dalam ibadah, keteladanan dalam akhlaq dan prilaku, keteladanan dalam zuhud dan wara` terhadap dunia, keteladaan dalam jihad dan pengorbanan, keteladanan dalam memegang teguh prinsip, keteladanan dalam sifat sabar dan pemaaf dan keteladanan dalam bentuk yang lain.
Inilah yang diperlihatkan oleh Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhum sepeninggalan Rasul saw. Keteladanan itu pula kemudian yang diperlihatkan oleh Umar bin Abdil Aziz, Shalahuddin Al-Ayyubi, Al-Muzhaffar Qutz, Muhammad Al-Fatih. Demikian pula yang diperlihatkan oleh para pemimpin di masa kini seperti Imam Hasan Al-Banna, Sayyid Quthb, Mustafa As-Siba`i, Syaikh Abdullah `Azzam, Syekh Ahmad Yasin dan tokoh-tokoh lain yang menjadi teladan kebanggaan umat dan pemuda Islam saat ini. Dengan keteladanan itulah umat bangkit, panji-panji Islam menjulang di seluruh pelosok negeri, izzah Islam dan kaum Muslimin tegak, pertolongan dan bantuan Allah turun kepada mereka
Salah satu contoh keteladanan seorang pemimpin adalah apa yang diperlihatkan oleh Imam Hasan Al-Banna Rahimahullah :
Suatu hari utusan dari Kedubes Inggris datang berkunjung ke Markaz Ikhwanul Muslimin untuk bertemu degan Imam Hasan Al-Banna Rahimahullah. Utusan itu berkata kepada Beliau: “Pemerintah Inggris mempunyai program untuk membantu organisasi keagamaan dan juga masyarakat dan salah satu yang terpilih untuk mendapatkan bantuan itu adalah organisasi Tuan…Kami akan memberikan bantuan tidak mengikat, ini cek sejumalah 10.000 pound utk membantu jamaah Ikhwanul Muslimin”
Mendengar tawaran itu, Imam Al-Banna-pun tersenyum sambil berkata: “Sesungguhnya kalian lebih membutuhkan uang itu dari pada kami, karena kalian sedang berperang”
Karena tawaran itu ditolak, utusan Inggris tersebut menambahkan jumlahnya, namun Imam Al-Banna tetap menolaknya. Sebagian anggota jamaah ada yang heran dan saling berbisik: “Kenapa kita tidak menerima uang itu? lalu kita gunakan untuk melawan mereka”
Lalu Imam Al-Banna menjelaskan: “Sesungguhnya tangan yang sudah terbuka tidak mungkin lagi ditutup, tangan yang sudah menerima bantuan tidak akan mampu lagi memukul, kita akan berjihad dengan harta dan jiwa kita sendiri, bukan dengan harta dan jiwa orang lain..

3. Cinta jihad dan mati syahid.
Jihad adalah amal yang paling utama di sisi Allah. Ia adalah puncak ajaran Islam [zarwatu sanamil Islam]. Allah memberi pujian kepada para Mujahid dengan pujian yang tinggi dan menjanjikan kepada mereka balasan yang melimpah di syurga. Di sana terdapat sesuatu yang belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga dan sesuatu yang belum pernah terlintas dalam benak manusia. Kaum Muslimin disepanjang sejarah mereka bersepakat bahwa jihad adalah amal yang di syariatkan Allah sampai hari kiamat dan dipraktekkan oleh para Shahabat, Tabi’in, Tabi’ittabi’in dan siapa saja setelah mereka yang mendapat hidayah. Dengan amal jihad ini kaum Muslimin menegakkan syariat Allah, menegakkan keadilan, membela kehormatan agama, tanah air dan diri mereka serta mengangkat kezaliman yang menimpa umat manusia.
Karena itu mereka selalu merespon panggilan Allah dan RasulNya untuk berjihad. Dengannya kehormatan dibangun untuk menggantikan kehinaan, kekuatan ditegakkan untuk menggantikan kelemahan, keadilan ditegakkan untuk menggatikan kezaliman.
Kaum Muslimin juga memahami tidak ada kematian yang lebih mulia dibanding orang yang mati syahid, seperti yang dijelaskan Allah :
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki.”
Dalam sebuah peperangan, Rasulullah berkata kepada para Shahabatnya: “Bangkitlah kalian menuju syurga yang luasnya seluas langit dan bumi”. Syurga yang luasnya seluas langit dan bumi?” tanya Umair bin Hammam Al-Anshari ra. “Ya” jawab Rasulullah. “kalau begitu bagus, bagus..” sahut Umair.
“Mengapa kau katakan bagus, bagus..” tanya Rasulullah. “Ya Rasulallah, aku ingin menjadi penghuninya”. “Engkau salah satu penghuninya,” Jawab Rasulullah. Mendengar jawaban itu, seketika itu juga ia mengambil korma dalarn kantongnya yang hendak ia makan. Kemudian ia berkata: “Kalau aku habiskan korma ini, betapa lamanya aku hidup,” katanya. Kemudian ia lemparkan korma itu lalu terjun ke medan jihad dan Umair-pun meraih syahid-nya
Shahabat Anas bin Malik ra berkata: ” Abu Thalhah ra membaca surah Baro`ah, ketika sampai ayat :
“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”
Setelah itu ia berkata: “Menurutku, Allah memerintahkan kita untuk berangkat ke medan jihad, baik pemuda maupun orang tua. Wahai anak-ku! Persiapkan bekal-ku untuk berangkat berjihad..” Anak-anakny berkata: “Semoga Allah merahmati ayah. Ayah telah ikut berperang bersama Rasulullah saw hingga akhir hayat Beliau, bersama Umar hingga akhir hayat Beliau.. Ayah..Biarlah kami yang berangkat sementara ayah tinggal di rumah” Abu Thalhah berkata: “Tidak, siapkan perbekalan ayah untuk berangkat”.

4. Mencintai negeri Akhirat
“Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa.”
Imam Ali bin Abi Thalib ra berkata : ” Wahai dunia, perdayalah orang selain aku, wahai dunia, aku menjatuhkan thalaq tiga kepadamu. Setelah itu Beliau membaca ayat diatas [Al-Qashash : 83]
Kenapa generasi Islam terdahulu berhasil menthalak tiga dunia dan di mata, pikiran dan hati mereka ingin cepat-cepat kembali kepada kampung akhirat? Sejarah mengajarkan pada kita bahwa interaksi mereka dengan Al-Qur`an dan dengan sunnah Rasulullah saw adalah kunci rahasianya. Berinteraksi dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul secara baik dan maksimal telah memberikan pemahaman kepada mereka bahwa dunia ini adalah tempat tinggal sementara, tempat ujian dan cobaan dan pada hakikatnya dunia ini adalah ladang Akhirat, Setiap kita menanam kebaikan hari ini untuk memetiknya esok di hari akhirat, bukan di dunia ini juga. Hidup kita ini adalah untuk akhirat, bukan untuk kehidupan dunia itu sendiri. Allah menjelaskan :
“Dzat yang menciptakan kematian dan kehidupan agar Dia mengujimu siapa dari kamu yang paling baik amalnya dan Dia Maha Perkasa lagi Maha pengampun.”
Para Shahabat sangat memahami hal tersebut. Oleh karenanya mereka berjuang keras membuang jauh-jauh dunia dari hati mereka meski mereka memiliki harta dunia yang memenuhi bumi.
Abu Bakar ra pernah membawa seluruh hartanya sebagai bekal prajurit dalam jihad fi sabilillah. ketika Nabi saw bertanya: “Apa yang engkau sisakan bagi keluargamu?” Abu Bakar menjawab: ”Aku tinggalkan bagi mereka Allah dan Rasul-Nya”
Khalifah Umar ra mengunjungi rumah gubernurnya Abu Ubaidah binul Jarrah ra di Syam. Khalifah hanya melihat pedang, perisai dan tombak di rumahnya.
Ketika Rasul saw memobilisasi dana untuk operasi militer, Abdurrahman bin Auf ra pulang ke rumahnya dan segera kembali, kemudian ia berkata: “Ya Rasulallah, saya mempunyai uang 4.000 dinar, 2.000 aku pinjamkan kepada Allah, 2.000 aku tinggalkan untuk keluargaku”
Rasul saw berkata: ”Semoga Allah memberkahi yang kamu berikan dan memberkahi apa yang kamu sisakan“
Pesan dari kisah tersebut adalah ketika para Shahabat membebaskan diri dari kekuasaan dunia dengan segala daya tariknya dan mereka hanya tunduk, patuh, dan menyerahkan dirinya kepada Allah, mencintai negeri akhirat, maka Allah berkenan memuliakan mereka, menolong dan membantu mereka atas musuh-musuhnya.
Kalau kita ingin meraih apa yang telah dicapai para Shahabat, syaratnya adalah kita harus membuang cinta dunia dari dalam hati kita sejauh-jauhnya, meskipun kita memiliki dunia sebanyak hamparan padang pasir, kemudian kita bangun orientasi semua aktifitas kita untuk kepentingan akhirat saja.
5. Bersungguh-sungguh menolong agama Allah
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”
Rasulullah SAW bersabda :
Allah menjamin seseorang yang berjihad fii sabilillah yang keluar rumahnya tidak lain hanya bertujuan untuk berjihad dan untuk membuktikan kebenaran janjiNya bahwa Allah akan memasukkannya ke dalam syurga atau mengembalikan ia ke rumahnya yang telah ditinggalkannya dengan membawa pahala atau ghanimah yang ia peroleh”
Bersungguh-sungguh membela agama Allah adalah salah satu akhlaq para Shahabat yang menyebabkan mereka mendapatkan bantuan dan pertolongan Allah. Para Shahabat mendengar sendiri Firman Allah dan sabda Rasul-Nya dan melihat langsung praktek Rasulullah tentang hal ini, seperti yang ditegaskan Allah dan Rasul-Nya dalam ayat dan hadits di atas.
Mereka menyaksikan Rasulullah secara nyata mengamalkan perintah Allah ini. Aktifitas inilah yang sangat menyibukkan Beliau siang dan malam, susah dan senang, di saat safar atau di rumah, kapan dan dimanapun. Karena itu para Shahabatpun bergerak menjalankan kewajiban ini, mereka curahkan seluruh perhatian untuk membela agama Allah, mereka mencintainya, menyibukkan diri dengannya dan menjadi pembicaraan mereka disaat bangun serta mimpi mereka disaat tidur..
Inilah salah satu gambaran kesungguhan mereka membela agama Allah, mereka datang jauh dari Madinah ke Mesir untuk menda`wahkan Islam di benua hitam tersebut. Adalah Shahabat Amru binul Ash datang ke Mesir untuk menda`wahkan Islam kepada penduduknya, menyelamatkan mereka dari jilatan api neraka dan meninggikan kalimat tauhid La Ilaha Illallah.
Penguasa Mesir dari bangsa Romawi yg berkuasa saat itu bernama Muqauqis. Dia menyadari betul bahwa pertempuran dengan kaum Muslimin merupakan sesuatu yang tak mungkin lagi dihindari.. Sebelum pertempuran benar-benar berlangsung, Muqauqis mengirim utusan kepada Amru binul Ash untuk melakukan perundingan. Panglima Amru binul Ash mengutus 10 orang Shahabat terkemuka yang dipimpin oleh Ubadah bin Shamit Radhiyallahu `anhu, Beliau adalah seorang yang sangat hitam, berpostur tinggi dan disegani.
Ketika utusan kaum Muslimin itu sampai, Muqauqis merasakan takut merasuki dirinya seraya berkata: “Jauhkan orang saya dari orang hitam ini – yang dimasud adalah Shahabat mulia Ubadah bin Shamit – dan suruh orang lain yang maju dan berbicara dengan saya.”
Semua anggota delegasi kaum Muslimin berkata: “Laki-laki ini adalah seorang shahabat Nabi yang mulia. Beliau adalah yang paling alim diantara kami. Beliau diangkat menjadi pemimpin kami dan kami diperintah untuk merujuk kepada perkataan dan pendapatnya. Bagi kami orang hitam atau putih sama saja, hanya taqwa dan amal shalih seseorang yang dapat unggul dari yang lainnya.”
Selanjutnya Muqauqis memberi isyarat kepada Ubadah bin Shamit untuk berbicara..Ubadah berkata: “Sesungguhnya dibelakang saya ada 1000 orang lagi Shahabat saya yang serupa dengan saya bahkan mereka lebih hitam dibanding saya. Kalau anda melihat mereka anda pasti lebih takut kepada mereka daripada saya.. Sungguh saya telah ditunjuk sebagai komandan dan saya telah meninggalkan semua kesenangan dunia. Namun demikian –dan segala puji hanya bagi Allah- saya tidak pernah takut berhadapan dengan 100 orang musuh meskipun mereka menyerang saya dalam waktu bersamaan..
Para Shahabat saya adalah orang-orang yang memiliki misi yang sama yaitu jihad fi sabilillah demi tegaknya kalimat Allah. Demi Allah.. Tidak seorangpun di antara kami yang peduli apakah ia memiliki segudang emas atau hanya memiliki satu dirham saja. Sungguh bagi kami kenikmatan duniawi bukanlah sebuah kenikmatan dan kemegahannya bukanlah kebanggaan. Itulah prinsip yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya kepada kami”
Penuturan lantang ini sangat berpengaruh dalam diri Muqauqis sehingga ucapan ini semakin membuat nyalinya menciut. Kemudian ia berkata kepada orang-orang yang ada disekelilingnya: “Saya prediksi bahwa orang-orang ini akan menguasai seluruh negeri di muka bumi ini”
Kemudian Muqauqis berkata: “Saya telah mendengar penuturan tuan, hanya saja saya masih yakin tujan kalian berperang hanyalah karena kecintaan kalian terhadap dunia. Pasukan Romawi dengan jumlah sangat banyak telah bergerak untuk memerangi kalian dan kami lebih memilih berdamai dengan kalian. Kami akan memberikan 2 dinar kepada setiap prajurit kalian, 100 dinar untuk setiap komandan kalian serta 1000 dinar untuk Khalifah kalian, ambillah semuanya dan kami tidak ingin melihat kalian dihancurkan oleh pasukan Romawi itu.”
Ubadah bin Shamit menyadari bahwa itu hanyalah omong kosong dan tipu daya terhadap kaum Muslimin, sehingga mereka akan berdecak kagum dengan pemikiran matrealis yang menuhankan harta dan kekayaan.
Dengan semangat keislaman Ubadah bin Shamit yang mulia ini mengatakan: “Tuan, jangan sekali-kali tertipu dengan orang disekeliling anda. Ancaman yang anda ucapkan tidak akan pernah menyurutkan langkah kami. Harta anda yang melimpah takkan membuat kami berpaling, jika anda berperang hingga tetes darah kami yang terakhir hal itu justru lebih baik bagi kami, demi negeri akhirat kami dan itu lebih memungkinkan kami mendapatkan ridha Allah dan syurgaNya yang penuh kenikmatan…”
“Sepanjang hari, pagi dan petang setiap orang dari kami selalu berdoa dan memohon dengan penuh harap kepada Allah agar Dia menganugrahkan syahid dan agar Allah tidak mengembalikan setiap kami ke tanah air dan sanak keluarga.. Anda hanya punya tiga pilihan : Masuk Islam, membayar jizyah atau perang. Inilah yang diperintahkan Khalifah dan Komandan kami, demikian pula yang diperintah oleh Allah dan RasulNya kepada kami..” Lalu Muqauqis bertanya: ” Tidak adakah pilihan selain tiga hal itu?”
Ubadah bin Shamit menunjukkan jari tangannya ke arah langit sambil berkata: ” Demi Rabb langit, tidak ada lagi, pilihlah salah satu dari ketiga hal itu untuk kalian..”
Muqauqispun tunduk, akan tetapi para elite kepemimpinan lain tidak menerima, akhirnya mereka terjun dalam arena peperangan dengan semangat orang-orang yang kalah. Ketika kaum Muslimin berhasil menguasai benteng-benteng mereka di bawah kumandang Takbir, tahta kekaisaran Romawipun seolah berguncang hebat. Lalu, kecongkakan dan arogansi bangsa Romawipun hancur di tangan prajurit Muslim yang telah penuh ikhlas menjual nyawa dan hartanya untuk agama Allah dan kepentingan akhirat mereka.
Muqauqis berkomentar: “Jika kaum ini berhadapan dengan gunung-gunung yang kokoh dan tinggi menjulang, niscaya mereka mampu melenyapkan gunung-gunung itu dari tempatnya”
Izzah Imaniyah seperti inilah yang mengantarkan kaum Muslimin ke puncak kejayaan, dulu, sekarang dan di masa yang akan datang.

Sumber:islamkajian.wordpress.com

Julaybib orang mulia dihadapan allah dan rasul



Nama yang disandangnya termasuk aneh dan tidak lengkap. Julaybib memiliki arti “bertubuh kecil” karena merupakan kata turunan (yang berkonotasi lebih kecil) dari kata “Jalbab”. Nama ini menunjukkan bahwa Julaybib adalah seorang yang bertubuh kecil dan pendek, bahkan mungkin cebol. Bukan itu saja, ia juga digambarkan sebagai seorang “damim”, yang bisa diartikan sebagai buruk muka, cacat, atau memiliki penampilan yang menjijikkan.

Garis keturunan Julaybib yang tidak jelas membuatnya semakin mengganggu di mata masyarakat di sekitarnya. Tak ada catatan tentang siapa ibu atau ayahnya, atau dari suku mana ia berasal. Ini adalah kelemahan yang sangat mendasar dalam system kemasyarakatan di mana ia hidup. Julaybib tak mungkin mengharapkan belas kasihan, bantuan, perlindungan, atau dukungan dari masyarakat yang amatlah mementingkan hubungan kekeluargaan dan kesukuan. Satu-satunya yang diketahui tentang asal-usulnya adalah bahwa ia orang Arab, dan paling tidak di mata komunitas muslim saat itu, ia termasuk golongan Kaum Ansar. Mungkin ia berasal dari salah satu suku dari luar Madinah yang mengembara ke kota Madinah, atau mungkin saja ia berasal dari salah satu keluarga Kaum Ansar dari kota Madinah itu sendiri.

Kekurangan-kekurangan yang dimiliki oleh Julaybib ini sudah cukup untuk membuatnya dicemooh dan dijauhi oleh masyarakat manapun, dan memang ia dilarang oleh seseorang yang bernama Abu Barzah dari Suku Aslam untuk memasuki rumahnya. Pernah ia berkata kepada istrinya:

“Jangan biarkan Julaybib masuk dan berkumpul dengan kalian. Kalau dia berani melakukan itu, aku akan melakukan (hal-hal yang mengerikan atas dirinya).” Barangkali karena ia selalu diolok-olok dan direndahkan di kalangan pria, Julaybib biasa menyingkir ke kalangan wanita.

Adakah harapan bagi Julaybib untuk diperlakukan secara terhormat dan bermartabat? Adakah harapan baginya untuk menemukan kepuasan emosional sebagai individu dan seorang laki-laki? Adakah harapan baginya untuk menikmati hubungan dekat yang bagi orang lain dianggap sebagai sesuatu yang biasa? Dan dalam masyarakat baru yang tumbuh di bawah bimbingan Sang Rasul ini, apakah ia begitu tidak penting sehingga tidak dihiraukan di tengah kesibukan mengatasi masalah-masalah besar kenegaraan dan masalah penting lain yang menyangkut hidup dan mati yang senantiasa menguras perhatian seorang Rasul?

Julaybib mungkin tidak banyak dikenal, tetapi ia adalah sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa sallam. Yang mendapat hadiah langsung dari Allah Ta’ala berupa bidadari surga. Dan dialah yang memperoleh julukan khusus dari Rasulullah sebagai bagian dari hidupnya.

Namun sungguh luar biasa, meskipun Julaybib minder dengan kondisinya, tidak sekalipun ia surut untuk berbuat baik. Ia selalu yang terdepat dalam berbuat kebaikan. Kondisi yang dialaminya juga tidak menyebabkan ia terjerumus dalam lubang kenistaan.
Ia tidak mengedepankan hawa nafsunya ketika ia memiliki hasrat duniawi. Sikap rendah hatinya ini membuat Rasulullah menyukai Julaybib. “Kalau begitu, nikahkanlah saya dengan wanita yang tidak laku,” begitu jawaban Julaybib ketika Rasulullah menawarkannya untuk menikah.
Apapun jawaban Julaybib tadi, Rasulullah lebih mengetahui keadaan yang dialami Julaybib sebenarnya. Dia tentunya ingin memenuhi hasrat biologisnya sebagaimana kebanyakan para lelaki.
Rasulullah mengetahui kondisi Julaybib bahkan mengetahui semua keadaan para sahabat waktu itu. Untuk maksud tersebut, Nabi pergi menemui salah satu dari Kaum Anshar lalu berkata, “Aku ingin melamar putrimu.”
“Alangkah membahagiakan dan dirahmati, wahai utusan Allah, dan betapa (ini akan) indah dipandang mata,” jawab pria Anshar itu dengan penuh kegembiraan dan kebahagiaan yang begitu nyata. “Aku tidak melamarnya untuk diriku sendiri,” kata Nabi. “Lalu untuk siapa?, wahai utusan Allah..” tanya lelaki itu. Ia terlihat kecewa, “Untuk Julaybib.” jawab Nabi.
Pria Anshar itu terlalu kaget untuk bereaksi dan hanya berkata, “Saya akan berunding dengan ibunya dulu.” Dan pergilah dia menemui istrinya. “Utusan Allah ingin melamar putrimu,” katanya kepada istrinya. Istrinya pun kegirangan.”Sungguh sebuah rencana yang menakjubkan dan betapa (ini akan) indah dipandang mata,” kata istrinya. “Beliau tidak melamar untuk dinikahi sendiri, tapi beliau ingin menikahkannya dengan Julaybib.” kata lelaki itu. Istrinya luar biasa kaget. “Untuk Julaybib??!! Tidak, tak sudi kalau untuk Julaybib!, Demi Allah tidak!, kita tidak akan pernah menikahkan anak kita dengan Julaybib,” protes sang istri.
Ketika pria Anshar itu kembali hendak menemui Nabi untuk memberitahukan hasil percakapan dengan istrinya, putrinya yang mendengar ketidaksetujuan ibunya itu bertanya, “Siapa yang menemui ayah untuk melamarku?” Sang ibu memberitahukan kepadanya tentang permintaan Nabi untuk menikahkannya dengan Julaybib.
Ketika ia mendengar bahwa permintaan itu datang dari Nabi dan bahwa ibunya benar-benar menentang gagasan itu, ia pun tersinggung dan berkata, “Kalian berani menolak utusan Allah? Berikan aku kepada beliau karena beliau tak akan pernah membawa kesengsaraan untukku.”
Nabi mendengar jawabannya dan berdoa untuknya, “Ya Allah, limpahkanlah kebaikan untuknya dan hindarkanlah hidupnya dari kesusahan dan kesengsaraan.” Inilah sesungguhnya jwaban dan sikap sang Muslimah sejati.
Allah Ta’ala juga telah berjanji akan menghadiahi Julaybib dengan para bidadari surga. Ini sebagai hadiah atas pengorbanan Julaybib menegakkan agama Allah. Dikisahkan, dalam sebuah ekspedisi bersama Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa sallam terjadi pertempuran dengan kaum musyrik.
Setelah pertempuran itu usai, Rasulullah bertanya kepada para sahabat. “Apakah kalian kehilangan seseorang?” merekapun menjawab dengan memberikan nama-nama kerabat atau sahabat mereka yang terbunuh. Nabi lalu memberikan pertanyaan yang sama kepada sahabat-sahabat lain dan mereka pun memberikan nama-nama orang yang tewas dalam pertempuran itu. Salah satu kelompok sahabat menjawab bahwa mereka tidak kehilangan seorang kerabat pun dan saat mendengar itu Nabi berkata, “Tapi aku kehilangan Julaybib. Carikan dia di medan pertempuran.”
Mereka pun mencari dan menemukan Julaybib di samping tujuh orang musyrik yang dibunuhnya sebelum ia menemui ajalnya. Nabi lalu berdiri dan pergi menuju tempat di mana Julaybib, sahabatnya itu terbaring.
Belia berdiri didekatnya dan berkata, “Ia membunuh tujuh orang lalu ia terbunuh? Lelaki ini adalah bagian dariku dan aku adalah bagian darinya.” Beliau mengulang kata-kata itu dua atau tiga kali. Nabi kemudian membopongnya dan konon Julaybib tak pernah memiliki tempat berbaring yang lebih baik dari lengan utusan Allah.
Nabi kemudian menggali kubur untuknya dan beliau sendiri yang meletakkan Julaybib ke dalamnya. Bahkan, Allah Ta’ala pun berjanji, dalam sebuah riwayat, tidak akan menikahkan Julaybib melainkan dengan para bidadari surga. Subhanallah, betapa mulianya Julaybib dihadapan Allah dan Rasul-Nya.

Sumber: 

Bunuh Diri Termasuk Dosa Besar

bom bunuh diri untuk para pelaku gerakan separatis seperti yang terjadi di Negara Indonesia ini termasuk hal yang haram meskipun berdalih amar ma'ruf di samping bunuh diri itu sendiri termasuk DOSA BESAR juga berarti menentang undang-undang yang diperlakukan di negara ini :
ا...سعاد الرفيق جز 2 ص :
تتِمَّة مِنَ الكَبَائِرِ قَتلُ الإنْسَانِ نَفسَهُ لِقَولِه عَليْهِ الصَّلاةُ وَالسَّلامُ مَنْ تَرَدَّى مِنْ جَبَلٍ فَقتَلَ نَفْسَه فَهُو فِى نَارِ جَهَنّمَ يَترَدَّى فِيهَا خَالِدًا مُخَلدًا فِيهَا ابَدًا
Artinya : Termasuk dosa besar adalah bunuh diri, sebagaimana sabda Nabi SAW. : “Barang siapa bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari ketinggian gunung maka akan masuk neraka jahanam dengan terlempar selama-lamanya.
الموسوعة الفقهية 6 ص : 285 – 286
الانتحار حرام بالاتفاق ويعتبر من اكبر الكبائر بعد الشرك بالله قال الله تعالى ولا تقتلوا النفس التى حرم الله الا بالحق وقال ولا تقتلوا انفسكم ان الله كان بكم رحيما وقد قرر الفقهاء ان المنتخر اعظم وزرا ممن قاتل غيره وهو فاسق وباغ على نفسه حتى قال بعضهم لايغسل ولايصلى عليه كالبغاة وقيل لاتقبل توبته تغليظا عليه كما ان ظاهر بعض الأحاديث يدل على خلوده في النار منها قوله من تردى من جبل فقتل نفسه فهو في نار جهنم يتردى فيها خالدا مخلدا فيها ابدا
Artinya : Bunuh diri adalah harom denga kesepakatan para ulama’ dan dipandang dosa yang paling besar setelah syirik kepada Allah. Allah berfirman ( artinya ): “ Janganlah kalian semua membunuh jiwa yang diharomkan oleh Allah kecuali dengan jalan yang haq”, dan firman Allah ( artinya ): “Janganlah kalian membunuh dirimu sendiri sesungguhnya Allah maha penyayang terhadap kamu semua”. Para Fuqoha’ menetapkan bahwa orang yang melakukan bunuh diri lebih besar dosanya dari pada orang yang memerangi orang lain, dan dialah orang fasiq dan menganiaya dirinya, hingga sebagian ulama’ mengatakan bahwa dia tidak dimandikan dan disholati sebagaimana para pembangkang. Ada pendapat lain bahwa dia tidak diterima taubatnya karna memberatkan atas kesalahannya sebagaimana dlohirnya sebagian hadits menunjukkan keabadiannya dalam neraka.
المراجع:
مغني المحتاج معرفة الفاظ المنهاج للشيخ محمد بن احمد الشربيني الخطيب ، ج ك 2 ص : 35 ، مانصه:
أمَّا إذَا كَانَ المَقتُولُ مِنْ أهْلِ البَغْىِ فَليْسَ بِشَهيدٍ جَزْمًا
Artinya : "Adapun orang yang terbunuh itu dari ahlul baghyi (pemberopntak) maka mereka bukan termasuk mati syahid dengan pasti."
Namun bila gambarannya seperti pertanyaan di atas apakah juga termasuk mati syahid dan di perbolehkan, dalam hal ini ulama berselisih pendapat :
الموسوعة الفقهية 6 ص : 285 – 286
ثانيا هجوم الواحد على صف العدو : 11 اختلف الفقهاء فى جوار هجوم رجل من المسلمين وحده على العدو مع التيقن بانه سيقتل فذهب الما لكية الى جواز اقدام الرجل المسلم على الكثير من الكفار ان كان قصده اعلاء كلمة الله وكان فيه قوة وظن تأثيره فيهم ولو علم ذهاب نفسه فلا يعتبر ذلك انتحارا – الى ان قال – وكذلك لو علم وغلب على ظنه انه يقتل لكن سينكى نكاية او سيبلى او يؤثر أثرا ينتفع به المسلمون ولا يعتبر هذا القاء النفس الى التهلكة المنهي عنه بقوله تعالى ولا تلقوا بأيديكم الى التهلكة – الى ان قال – كذلك قال ابن العربى والصحيح عندى جوازه لآن فيه اربعة اوجه الاول طلب الشهادة الثانى وجود النكاية الثالث تجرئة المسلمين عليهم الرابع ضعف نفوس الآعداء ليروا ان هذا صنع واحد منهم فما ظنك بالجميع
Artinya : Kedua masuknya seseorang pada barisan musuh. Para Fuqoha’ berselisih pendapat tentang bolehnya seorang diri kaum muslimin masuk kebarisan pasukan musuh dengan keyakinan dia akan terbunuh. Ulama’ madzhab Maliki berpendapat bahwa boleh seorang muslim mendatangi pasukan kafir dalam jumlah banyak apabila bertujuan meninggikan kalimah Allah dan dia mempunyai kekuatan dan persangkaan adanya pengaruh dikalangan orang-orang kafir walaupun dia yakin akan kehilangan nyawa, maka yang demikian itu tidak dianggap bunuh diri. – sampai perkataan Mushonnif- demikian pula jika ia yakin dan menyangka dengan kuat bahwa ia akan dibunuh akan tetapi dia akan benar-benar dapat mengalahkan/ menghancurkan/menimbulkan pengaruh yang dapat diambil manfaat oleh kaum muslimin. Tindakan seperti ini tidak dipandang mencampakkan diri pada kebinasaan yang dilarang oleh firman Allah ( artinya) : “ Janganlah kalian mencampakkan dirimu pada kehancuran “. – sampai perkataan Mushonnif- Ibnul ‘Arobi berkata : yang shohih menurut saya tindakan tersebut boleh karna mengandung empat aspek (1) Mengharapkan mati syahid (2)Adanya kemenangan (3) Memberanikan umat Islam melawan orang kafir dan (4) melemahkan mental musuh.

Hal Yang Diperlukan Sebelum Berjihad


 Empat Pilar Penting Tegaknya Jihad

Oleh: Badrul Tamam
Pada tulisan “Hukum Jihad, Antara Fardhu ‘Ain dan Kifayah” yang lalu disebutkan tentang macam jihad menghadapi orang kafir, yaitu jihad difa’ (jihad defensif) dan jihad thalab (Jihad ofensif). Lalu dibicarakan hukum dasar jihad, antara fardhu ‘ain dan kifayah. Dan disimpulkan pada dasarnya hukum jihad adalah fadhu kifayah dan bisa menjadi fardhu ‘ain dengan beberapa sebab.
Pada tulisan ini, akan dibicarakan tentang empat pilar jihad yang harus diperhatikan para mujahid. Yaitu urgensi adanya imam atau amir dalam aktifitas jihad, I’dad (persiapan/latihan) jihad, mengikhlaskan niat, dan jelasnya misi dan tujuan jihad.
Keempat pilar tersebut menentukan tgak, benar dan tepatnya ibadah jihad yang dijalankan. Diharapkan dengannya, jihad mendatangkan kemenangan untuk Islam dan menjadi sebab kemuliaan dan kebahagiaan pribadi mujahid dunia dan akhirat.
Pertama, Urgensi Adanya Imam atau Amir
Jihad tidak akan tegak kecuali dengan imam atau amir yang akan menjadi rujukan ketika ada permasalahan dan menjadi pemutus ketika ada perselisihan. Tidak pernah ada keterangan bahwa ketika Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam mengirim pasukan atau mengutus rombongan atau menyiapkan pasukan tanpa menunjuk seorang amir atas mereka. Beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam telah menetapkan tiga orang sahabat untuk pasukan Mu’tah, yaitu Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abi Thalib, dan Abdullah bin Rawahah radhiyallaahu ‘anhum.
Disebutkan dalam al-Syarh al-Kabir: “Dan perintah jihad diwakilkan (diserahkan) kepada imam dan ijtihadnya. Bagi rakyat wajib mentaatinya dalam keputusannya. . –sampai- . .  dan jika tidak ada imam maka jihad tidak diakhirkan, karena mashlahatnya akan hilang dengan ditundanyya (jihad).”
Dan ini tidak bisa dilakukan kecuali pada kondisi-kondisi yang genting dan mendesak atau dalam kondisi jihad untuk membela diri dari musuh yang menyerang negeri muslim.
Karena itulah, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Perang ada dua macam: Adapun siapa yang (berperang) mencari wajah (keridlaan) Allah, mentaati imam, menginfakkan harta berharganya, meringankan kawannya, menjauhi perbuatan merusak, maka tidur dan terjaganya terhitung pahala seluruhnya. Adapun orang yang berperang karena sombong, riya’, dan sum’ah, mendurhakai (tidak mau taat kepada) imam, membuat kerusakan di muka bumi, maka dia tidak akan kembali dengan kecukupan.”  (HR Imam Ahmad, Abu Daud, al-Nasai, dan lainnya dari Mu’adz bin Jabal. Dan ini hadits shahih)
Umar radhiyallaahu ‘anhu berkata,
Sesungguhnya tidak ada Islam kecuali dengan berjama’ah, tidak ada jama’ah kecuali dengan imarah (kepemimpinan), dan tidak ada imarah kecuali dengan ketaatan.” (Diriwayatkan oleh al-Darimi)
Imam al-Bukhari telah membuat bab, “Bab Jihad tetap eksis bersama (imam) yang baik maupun yang fajir berdasarkan sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam: “Kuda itu tertambat pada ubun-ubunnya kebaikan hingga hari kiamat.” Lalu beliau mengutip dengan isnadnya bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Kuda itu tertambat pada ubun-ubunnya kebaikan hingga hari kiamat: pahala dan ghonimah.” (HR. Al-Bukhari dari Urwah al-Bariqi)
Dalam hadits tersebut menunjukkan eksisnya Islam hingga akhir zaman dikarenakan eksisnya jihad fi sabilillah dan para mujahidin. Hal ini seperti diriwayatkan dalam hadits lain, “Akan tetap ada segolongan dari umatku yang berperang di atas kebenaran.” (HR. Muslim)
Dan eksisnya jihad dan mujahidin menuntut keberadaan imam dan amir dalam aktifitas jihad. Imam dan amir di sini tidak harus sekelas khalifah atau presiden. Tapi sudah mencukupi sekelas amir/komandan pasukan, sebagaimana komandan yang ditunjuk oleh Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam dalam pasukan yang diutusnya.
Kenapa jihad harus bersama Imam yang baik maupun yang buruk?
Melihat kepada mashlahat yang ingin diwujudkan syariat dan kepada akibat buruk yang ditimbulkan bila jihad ditinggalkan bersama imam yang fajir, yaitu berkuasanya musuh atas kaum muslimin, dan menjarah negeri dan harta mereka, maka merealisasikan mashlahat ini lebih penting. Sedangkan meninggalkan jihad bersama imam yang fajir akan menghilangkan mahlahat-mashlahat ini, sebaliknya akan muncul kerusakan yang tidak diketahui buruknya kecuali oleh Allah Ta’ala.
Imam Ahmad rahimahullaah berkata, “Bagaimana menurutmu, kalau semua manusia duduk (tidak berangkat) berjihad sebagaimana kalian duduk, tidak ada yang berperang? Bukankah Islam pasti sudah hilang?”
Meninggalkan jihad bersama imam yang fajir akan menyebabkan berkuasanya musuh atas kaum muslimin, dan menjarah negeri dan harta mereka lalu akan muncul kerusakan yang tidak diketahui buruknya kecuali oleh Allah Ta’ala.
Kedua, I’dad Jihad (mempersiapkan kekuatan dan latihan untuk berjihad)
Tidak mungkin bisa memerangi musuh tanpa persiapan, latihan, dan perbekalan. Karena itu Allah Ta’ala berfirman,
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya.” (QS. Al-anfal: 60)
Sedangkan orang yang memerangi musuh tanpa persiapan dan latihan, sungguh telah menyalahi perintah Allah Ta’ala dan berharap kemenangan dari selain jalurnya. Karena itu, para mujahidin biasa melatih kuda untuk menyerang dan berlari sampai pada saat aman dan damai, harapannya kuda itu terbiasa dan sudah siap ketika panggilan jihad berkumandang.
Terdapat dalam catatan sejarah Nuruddin Zanki, dia banyak bermain dengan kuda, lalu ada orang yang mengingkari perbuatannya itu. Kemudian dia menulis kepada orang tersebut, “Demi Allah aku tidak bermaksud main-main, sesungguhnya kita dalam ancaman musuh, boleh jadi terjadi kumandang perang, sehingga kuda sudah terbiasa untuk berkelok, menyerang, dan berlari.”
Sedangkan orang yang memerangi musuh tanpa persiapan dan latihan, sungguh telah menyalahi perintah Allah Ta’ala dan berharap kemenangan dari selain jalurnya.
Ketiga, Mengikhlaskan Niat
Ikhlasnya niat menjadi syarat diterimanya berbagai macam ibadah. Siapa yang tidak berbuat ikhlash dalam jihadnya, maka dia tidak mendapatkan apa-apa. Kalau dia berniat untuk mendapatkan dunia, maka dia tidak mendapatkan kecuali apa yang diniatkannya. Adapun kalau memperlihatkan kepada manusia bahwa dia berjihad fi sabilillah, tapi sebenarnya tidak seperti itu, maka dialah orang pertama yang akan merasakan panasnya api neraka.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu berkata, Aku mendengar Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya orang pertama kali yang akan diadili pada hari kiamat adalah seseorang yang gugur di medan perang, lalu didatangkan di hadapan Allah dan Allah memperlihatkan nikmat-nikmat yang telah Dia berikan, ia pun mengetahui nikmat tersebut. Lalu Allah bertanya kapadanya, “Apa yang kamu perbuat dengan kenikmatan tersebut?” Orang itu menjawab, “Aku berperang pada jalan-Mu sehingga aku mati.” Allah menjawab: “Engkau telah berdusta! Akan tetapi engkau berperang agar engkau dikatakan seorang pemberani dan telah dikatakan hal itu kepadamu.” Kemudian dia diseret di atas wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim)
Seseorang yang memperlihatkan kepada manusia bahwa dia berjihad fi sabilillah, tapi sebenarnya tidak seperti itu, maka dialah orang pertama yang akan merasakan panasnya api neraka.
Dalam Shahihain, dari hadits Sahal bin Sa’d radhiyallaahu ‘anhu berkata, “Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bertemu dengan kaum musyrikin pada sebagian peperangannya. Mereka saling berperang. (Setelah usai) maka setiap kaum bergabung dengan pasukannya. Dan di tengah-tengah kaum muslimin terdapat seorang laki-laki yang tidak membiarkan seorang musyrikpun kecuali akan dikerjar dan dibunuhnya. Lalu dikatakan, “Ya Rasulallah, tidaklah seorangpun dari kita pada hari ini menyamai pahala si fulan.” Maka Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Sungguh dia termasuk ahli neraka.” Mereka bertanya, “Siapa di antara kita yang menjadi ahli surga kalau dia saja termasuk ahli neraka?” Maka seseorang berkata, “Sungguh aku akan mengikuti dia terus. Maka dia berjalan cepat dan lambat sungguh aku selalu bersamanya sehingga dia terluka, lalu ia ingin segera mati, maka dia letakkan gagang pedangnya di atas tanah sedangkan ujungnya di antara dua dadanya, lalu dia tindihkan tubuhnya di atasnya sehingga dia membunuh dirinya sendiri.” Kemudian laki-laki tadi datang menemui Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam dan berkata, “Aku bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah.” Lalu dia menceritakan apa yang dilihatnya. Kemudian Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya seseorang benar-benar beramal dengan amalan penghuni Al-Jannah -yang nampak bagi manusia- sementara dia termasuk penghuni Neraka. Dan sungguh seseorang beramal dengan amalan penghuni Neraka -yang nampak bagi manusia- sementara dia termasuk penghuni Al-Jannah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim) dan hadits-hadits yang semakna dengan ini sangat banyak.
Maka siapa yang berperang dengan tujuan duniawi, dia tidak akan mendapatkan kecuali apa yang diniatkannya walaupun jiwanya menjadi korban dan nyawanya melayang.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang berperang, tapi tidak berniat dalam perangnya kecuali mendapatkan harta rampasan, maka baginya apa yang dia niatkan.” (Shahih, HR. Imam Ahmad dan lainnya)
Maka siapa yang berperang dengan tujuan duniawi, dia tidak akan mendapatkan kecuali apa yang diniatkannya walaupun jiwanya menjadi korban dan nyawanya melayang.
Keempat, Jelasnya Misi dan Tujuan
Ada seseorang datang kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam dan berkata,
Ada seseorang berperang untuk mendapatkan ghanimah, ada seseorang berperang untuk ketenaran, dan ada seseorang berperang untuk mendapatkan kedudukan, maka manakah yang fi sabilillah?” Beliau menjawab, “Siapa yang berperang supaya kalimat Allah menjadi tertinggi, maka dialah yang fi sabilillah.” (Muttafaq ‘alaih)
Sesungguhnya misi dan tujuan seorang muslim dalam berjihad sangatlah agung dan mulia, yaitu untuk meninggikan kalimat Allah. Dia harus sangat menjaga niatnya agar tidak melenceng. Jangan sampai niat berperangnya karena sebatas semangat, sombong, fanatisme golongan, atau untuk mendapatkan dunia.
Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa terbunuh karena membela bendera kefanatikan yang menyeru kepada ‘ashabiyah (fanatik golongan) atau mendukungnya, maka matinya seperti mati Jahiliyah.” (HR. Muslim)
Dan dalam hadits lain, “Bukan dari umatku orang yang menyeru kepada ‘ashabiyah (fanatisme golongan), dan bukan dari umatku orang yang berperang di atas ‘ashabiyah, dan bukan dari umatku orang yang mati di atas ‘ashabiyah.” (HR. Abu Dawud)
Maka seorang muslim harus jelas niatnya dalam berperang, tujuannya harus lurus tidak boleh salah dan melenceng.
Apa tujuan dalam jihad?
Apabila tujuan jihad untuk menegakkan syariat Allah maka inilah yang benar. Namun apabila tujuannya untuk merebut sebidang tanah atau negeri lalu mengaturnya dengan hukum jahiliyah, maka sungguh itu adalah tujuan yang sangat buruk dan tercela. Karenanya harus jelas tujuan berperangnya dan berada di bawah naungan bendera yang terang laksana terangnya matahari.

Sumber:islamkajian.wordpress.com/

Selasa, 06 Mei 2014

Pengertian Khalifah




 Pengertian Khalifah
khilâfah dalam hadis ini memiliki pengertian: sistem pemerintahan, pewaris pemerintahan kenabian. Ini dikuatkan oleh sabda Rasul saw.:

كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُم الأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ وَإِنَّهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدِي وَسَيَكُونُ خُلَفَاءُ فَيَكْثُرُونَ

Dulu Bani Israel dipimpin/diurus oleh para nabi. Setiap kali seorang nabi wafat, nabi lain menggantikannya. Namun, tidak ada nabi setelahku, dan yang akan ada adalah para khalifah, yang berjumlah banyak. (HR al-Bukhari dan Muslim).


KHALIFAH SEBAGAI KEPALA NEGARA KHILAFAH
Khalifah adalah sebutan bagi kepala negara Khilafah, sebutan ini disandang oleh orang yang mendapatkan baiat oleh umat Islam.
Baiat adalah suatu metode untuk mengangkat dan mengesahkan Khalifah sebagai kepala negara, dan merupakan suatu kontrak sosial antara Khalifah dengan umat.
Jika calon Khalifah lebih dari satu maka bisa dipilih dengan cara musyawarah maupun pemilu, dan calon terpilih inilah yang akan dibaiat oleh umat Islam.

 
STRUKTUR KELEMBAGAAN NEGARA KHILAFAH

1.   KhalifahHanya Khalifah yang mempunyai kewenangan membuat UU sesuai dengan hukum-hukum syara’ yang ditabbaninya (adopsi); Khalifah merupakan penanggung jawab kebijakan politik dalam dan luar negeri; panglima tertinggi angkatan bersenjata; mengumumkan perang atau damai; mengangkat dan memberhentikan para Mu’awin, Wali, Qadi, amirul jihad; menolak atau menerima Duta Besar; memutuskan belanjawan negara.

2.   Mu'awin Tafwidh
Merupakan pembantu Khalifah dibidang kekuasaan dan pemerintahan, mirip menteri dan jumlahnya bisa banyak. Mu’awin menjalankan semua kewenangan Khalifah dan Khalifah wajib mengawalnya.

3.   Mu'awinTanfidz
Pembantu Khalifah dibidang administrasi. Mu’awin Tanfidz membantu Khalifah dalam hal pelaksanaan, pemantauan dan penyampaian keputusan Khalifah. Dia merupakan perantara antara Khalifah dengan struktur di bawahnya. Jumlahnya juga bisa banyak.

4.   Amirul Jihad / Panglima Tentara
Amirul Jihad membawahi bidang pertahanan, luar negeri, keamanan dalam negeri dan industri.

5.   Wali ( Gubernur )
    Wali merupakan penguasa suatu wilayah (gubernur). Wali memiliki kekuasaan pemerintahan, pembinaan dan penilaian dan pertimbangan aktivitas direktorat dan penduduk di wilayahnya tetapi tidak mempunyai kekuasaan dalam Angkatan Bersenjata, Keuangan dan pengadilan.

6.   Qadi ( Lembaga Yudikatif dan Kehakiman )
Qadi merupakan badan peradilan, terdiri dari 2 badan: Qadi Qudat (Mahkamah Qudat) yang mengurus persengketaan antara rakyat dengan rakyat, perundangan, menjatuhkan hukuman, dan lain-lain serta Qadi Mazhalim (Mahkamah Madzhalim) yang mengurus persengketaan antara penguasa dan rakyat dan berhak memberhentikan semua pegawai negara, termasuk memberhentikan Khalifah jika dianggap menyimpang dari ajaran Islam.

7.  JihazIdari
Pegawai administrasi yang mengatur kemaslahatan masyarakat melalui Lembaga yang terdiri dari Direktorat, Biro, dan Seksi, dan Bagian. Memiliki Direktorat di bidang pendidikan, kesehatan, kebudayaan, industri, perdagangan, pertanian, dll). Mua’win Tanfidz memberikan pekerjaan kepada Jihaz Idari dan memantau pelaksanaannya.

8.  MajelisUmmat(ParlemenKhilafah/wakilumat)
Majelis Ummat dipilih oleh rakyat, mereka cerminan wakil rakyat baik individu mahupun kelompok. Majelis bertugas mengawasi Khalifah. Majelis juga berhak memberikan pendapat dalam pemilihan calon Khalifah dan mendiskusikan hukum-hukum yang akan diadopsi Khalifah, tetapi kekuasaan penetapan hukum tetap di tangan Khalifah. Majelis umat tidak mempunyai kewenangan legislatif.

Jadi dari uraian di atas bisa kita kelompokan lembaga negara Khilafah dalam sistem “Trias Politica “
Lembaga Eksekutif : Khalifah dan para Muawinnya
                                 Lemaga Legislatif : Khalifah, dan para Mujtahidin ( ulama yang berijtihad  ( mengadopsi Hukum Islam sebagai Undang-Undang).
                                 Lembaga Yudikatif : Qadhi ( Lembaga Kehakiman dan Peradilan )
                                 Dan Majelis Umat sebagai Perwakilan Umat ( Parlemen ) tanpa kewenangan Legislasi ( membuat Undang-Undang ).


PERBANDINGAN SISTEM NEGARA KHILAFAH DENGAN SISTEM NEGARA LAINNYA
1.     Dengan Kerajaan ( Monarki ).
Jika kerajaan maka kepala negara mutlak dipilih secara turun temurun, atau dengan pewarisan
Sedangkan Khilafah walaupun ada yang menggunakan pewarisan namun itu bukan suatu pemilihan mutlak, Khalifah bisa dipilih dengan pemilu atau penunjukkan langsung.
2.     Republik
Presiden dipilih hanya untuk 5 tahun sekali saja.
Sedangkan Khalifah tetap menjabat sebagai Khalifah selama dia masih menerapkan Syariat Islam, masih mampu dan tidak mengundurkan diri.
3.     Demokrasi
Dalam demokrasi, mutlak ada pemilu baik memilih anggota parlemen maupun Presiden
Khilafah, pemilu hanya salah satu cara untuk memilih anggota parlemen maupun Kholifah, selain itu bisa lewat penunjukan.
4.     Tirani
Kekuasaan kepala negara absolut dan tak terbatas.
Khilafah, kekuasaan Kholifah dibatasi oleh Syariat Islam.

 
WILAYAH NEGARA KHILAFAH
Wilayahnya adalah seluruh negeri-negeri Muslim, dari Maroko, sampai Indonesia, karena memang Khilafah adalah pemersatu umat Islam.


KEUTAMAAN MEMPERJUANGKAN BERDIRINYA KEMBALI NEGARA KHILAFAH
Semua ulama salaf ( klasik ), sepakat bahwa Negara Khilafah wajib hukumnya bagi umat Islam, sehingga memperjuangkan berdirinya kembali negara Khilafah adalah wajib hukumnya bagi umat Islam.

Untuk Itu sebagai umat Islam kita wajib memperjuangkan kembali berdirinya Negara Khilafah Islam yang akan menerapkan Syariat Islam secara kaffah dan memimpi dunia